Dampak Inflasi Turki dan Sinyal Powell, Pasar Obligasi Bakal Melemah | IVoox Indonesia

May 6, 2025

Dampak Inflasi Turki dan Sinyal Powell, Pasar Obligasi Bakal Melemah

Obligasi-Ritel

IVOOX.id, Jakarta - Pasar obligasi berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (4/10), terpengaruh data inflasi Turki dan pidato Chairman G=federal Reserve Jeremy Powell di Boston.

"Pertama, inflasi Turki yang keluar kemarin, mencapai 24,52 persen. Inflasi ini merupakan yang tertinggi selama 1,5 dekade meskipun Bank Sentral Turki telah menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 6,25%," ujar Maximilianus Nicodemus, Associate Director PT. Kiwoom Sekuritas Indonesia di Jakarta.

Yang kedua, lanjut dia, datang dari Powell dalam pidatonya di Boston kemarin, yang menyambut baik kenaikan upah di Amerika berdasarkan data yang terakhir. "Powell menambahkan bahwa dia akan tetap dengan laju kenaikan suku bunga gradual yang dijalankan oleh The Fed sambil memantau risiko yang dapat muncul di dalam kondisi sekarang ini, yaitu kondisi rendahnya tingkat tenaga kerja dan inflasi," ungkap Nico.

Dalam pidato, Powell mengatakan, perpaduan langkah yang stabil, inflasi rendah dan tingkat pengangguran rendah merupakan fakta bahwa kita masih berada di masa yang luar biasa. Powell juga menyampaikan bahwa, dengan kebijakan sekarang, dia berharap dapat memperpanjang fase ekspansi dalam perekonomian yang masih berlangsung.

Sementara itu, ungkap Nico, pejabat The Fed juga mengkonfirmasi proyeksi ke depannya akan ada empat kenaikkan lagi hingga akhir 2019. "Hal ini seiring sejalan dengan Dot Plot yang telah diberikan The Fed sebelumnya, bahwa akan ada kenaikkan tingkat suku bunga dalam beberapa tahun kedepan," terang Nico.

Situasi dan kondisi tersebut akan memberikan lebih banyak gambaran tentang apa yang akan terjadi dengan tingkat suku bunga Indonesia dalam beberapa tahun depan. "Kami merekomendasikan jual hari ini," tutur Nico.

Nico mencatat, kemarin, total transaksi meningkat, namun total frekuensi turun dibandingkan hari sebelumnya di tengah tengah penurunan harga obligasi yang terjadi kemarin. Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi < 1 tahun, diikuti dengan 10 – 15 tahun dan 5 – 7 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga 20 tahun. Obligasi berdurasi> 25 tahun juga aktif ditransaksikan.

Pasar obligasi pada akhirnya melemah turun setelah beberapa sentimen negatif mendera kemarin. "Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup melemah di 8,26% dibandingkan hari sebelumnya di 8,14%," tandas Nico.

0 comments

    Leave a Reply