Cuekin Kecaman Dunia, Beijing Lipatgandakan Tekanan Terhadap Muslim Uighur

IVOOX.id, Beijing - Tak peduli kecaman internasional, Presiden China Xi Jinping malah melipatgandakan tekanan Beijing terhadap warga Muslim Uighur di wilayah barat daya, Xinjiang.
“Fakta membuktikan bahwa kebijakan partai (komunis) di Xinjiang di era baru sepenuhnya benar dan harus ditaati dalam jangka panjang,” klaim Xi seperti dikutip Kantor Berita resmi Xinhua dalam pertemuan kerja yang diadakan di Beijing pada hari Jumat dan Sabtu (25-26/9).
Komunitas internasional telah menekan China atas perlakuannya terhadap Muslim Uighur di Xinjiang, di mana PBB memperkirakan ratusan ribu anggota etnis minoritas ditahan di "kamp pendidikan ulang." Beijing membela kamp-kamp itu sebagai "pusat pendidikan kejuruan" yang dimaksudkan untuk "membersihkan penyakit ideologis", termasuk terorisme dan ekstremisme agama.
Pemerintahan Trump telah memberikan sanksi kepada beberapa lusin perusahaan China dan pejabat tinggi atas penahanan paksa Muslim Uighur. Pemasok saat ini dan mantan pemasok untuk merek pakaian internasional besar termasuk Ralph Lauren, Tommy Hilfiger dan Nike telah terkena sanksi, sementara Walt Disney Co. telah menghadapi seruan boikot untuk syuting bagian dari film aksi langsung "Mulan" di Xinjiang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Selasa meminta PBB untuk memimpin misi ke China untuk memeriksa praktik hak asasi manusia di wilayah tersebut.
China telah membantah perkiraan populasi di luar kamp, tanpa memberikan angka sendiri.
Sebuah laporan dari Institut Kebijakan Strategis Australia minggu lalu menunjukkan bahwa China terus berinvestasi di kamp-kamp penahanan, meskipun para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa semua "siswa" telah "lulus". Secara keseluruhan, lembaga penelitian tersebut mengidentifikasi 380 dugaan fasilitas penahanan yang dibangun sejak 2017 di wilayah tersebut, yang kira-kira seukuran Alaska dan rumah bagi sekitar 10 juta orang Uighur yang berbahasa Turki.
Media dan diplomat pemerintah China telah sering menyerang kredibilitas ASPI, yang didirikan oleh pemerintah Australia pada tahun 2001 dan telah mengungkapkan dana tambahan dari kontraktor pertahanan global dan misi diplomatik Barat.
Xi juga berjanji untuk mempercepat perkembangan ekonomi di wilayah otonom Xinjiang sambil menyerukan pemahaman yang lebih kuat tentang identitas Tiongkok.
Negara itu akan memasukkan strategi pembukaan kawasan ke dalam agenda pertumbuhan yang lebih luas di wilayah barat China, kata Xi dalam pertemuan tersebut. Ini juga akan mendorong peningkatan industri lokal untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan pembangunan di Xinjiang selatan, katanya.
"Memahami identitas China harus dimasukkan ke dalam pendidikan pejabat, generasi muda dan masyarakat secara umum di Xinjiang," kata Xi seperti dikutip Xinhua. Ini akan "memungkinkan rasa identitas Tionghoa mengakar pada orang-orang itu (Uighur)," katanya.(Bloomberg)

0 comments