Cuaca Ekstrem Luar Angkasa, Misi Astronot Tak Aman Antara 2026-2030

IVOOX.id, London - Studi menyeluruh yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Reading di Inggris mengungkapkan bahwa misi luar angkasa di masa depan seperti mengirim kru ke Bulan, Mars, operasi satelit, dan lainnya, dapat sangat terpengaruh oleh cuaca luar angkasa yang ekstrem jika dilakukan dalam kurun 2026-2030.
Membuat prakiraan jangka panjang adalah pekerjaan yang sulit, karena cuaca antariksa yang tidak dapat diprediksi. Namun, pola tertentu dapat membantu astronom mendapatkan gambaran tentang waktu dan intensitas peristiwa cuaca tersebut.
Matahari mengikuti siklus yang berulang dan berdasarkan data cuaca antariksa selama 150 tahun, para ilmuwan dapat menemukan kapan peristiwa paling ekstrem biasanya terjadi selama suatu siklus. Ternyata selama siklus matahari genap, biasanya terjadi di awal siklus, sedangkan dalam kasus siklus ganjil, siklus terjadi di akhir siklus. Dengan demikian mereka dapat menyimpulkan bahwa siklus matahari di mana Matahari kita baru saja masuk pada bulan Desember 2019 (siklus matahari 25) akan menjadi buruk menjelang akhir.
Artinya, astronot dan satelit sama-sama berisiko menjelang akhir siklus ini, lebih spesifik antara tahun 2026 dan 2030. Cuaca luar angkasa yang ekstrem diperkirakan akan terjadi selama interval ini yang dapat berbahaya dan dapat menyebabkan masalah kesehatan utama serta teknis. masalah untuk astronot. Peristiwa cuaca ini bahkan dapat mengganggu jaringan listrik di Bumi.
Penemuan baru-baru ini mungkin membuat badan antariksa mempertimbangkan kembali atau menjadwal ulang beberapa misi masa depan mereka, untuk memastikan mereka tetap dalam interval yang aman. Misalnya, NASA sedang mengerjakan misi Artemis untuk mengirim kembali astronot ke Bulan pada tahun 2024, meskipun misi yang sedemikian kompleks dapat dengan mudah didorong hingga akhir tahun 2020-an.(autoevolution.com)

0 comments