Corona Belum Usai, Timbul Penyakit Baru 300 anak di India Jadi Korbannya

IVOOX.id, New Delhi - Saat ini dunia sedang dalam masa pandemi yang diakibatkan oleh wabah virus Covid-19.
Virus Covid-19 sangat mudah dan cepat menular sehingga telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Namun, saat dunia sedang dihantam oleh pandemi akibat penyebaran Covid-19, di India telah diserang oleh penyakit yang tidak dikenal.
Penyakit yang tidak diketahui ini, muncul di negara bagian selatan Andhra Pradesh dalam beberapa hari terakhir telah menjangkiti lebih dari 300 anak.
Kebanyakan dari mereka menderita pusing, pingsan, sakit kepala dan muntah, mereka pun telah dites negatif untuk Covid-19.
Fenomena mengerikan ini tentu berbeda dengan Covid-19, seseorang dapat tertular melalui berbagai cara.
Seperti, tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita Covid-19 batuk atau bersin.
Bisa juga dengan, memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita, atau dengan melalui kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19.
Hal ini tentu membuat pubik di India ketar-ketir, mengingat negara mereka juga menjadi yang terbanyak ketiga terinfeksi Covid-19.
Saat ini, pihak berwenang India sedang menyelidiki apakah organoklorin yang digunakan untuk bahan pestisida atau pengendalian nyamuk.
Menurut seorang pejabat Kesehatan, di antara itu adalah salah satu penyebab kematian satu orang dan lebih dari 400 orang dirawat di rumah sakit.
Anggota parlemen federal GVL Narasimha Rao, yang berasal dari Andhra Pradesh, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan ahli medis pemerintah dan bahwa "penyebab yang paling mungkin adalah zat organoklorin beracun".
"Itu (organoklorin) adalah salah satu kemungkinan," kata Geeta Prasadini, direktur kesehatan masyarakat di negara bagian Andhra Pradesh.
Ia menambahkan bahwa para pasien sedang menunggu laporan hasil tes untuk memastikan penyebabnya.
Prasadini mengatakan tidak ada kasus penyakit serius baru yang terungkap dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya, seorang pria berusia 45 tahun meninggal pada akhir pekan akibat penyakit yang belum diketahui itu.
Organoklorin dilarang atau dibatasi di banyak negara setelah penelitian mengaitkan zat itu dengan kanker dan potensi risiko kesehatan lainnya.
Namun, sejumlah polutan zat tersebut masih berada di lingkungan selama bertahun-tahun dan menumpuk di lemak tubuh hewan dan manusia.
Sejauh ini masih belum jelas diketahui seberapa luas bahan kimia tersebut digunakan di India, meskipun organoklorin ditemukan dalam DDT (dichlorodiphenyltrichloroethane) yang digunakan untuk pengendalian nyamuk.
Menurut otoritas kesehatan Amerika Serikat, paparan pestisida organoklorin dalam waktu singkat dapat menyebabkan kejang, sakit kepala, pusing, mual, muntah, tremor, kebingungan, kelemahan otot, gangguan bicara, pengeluaran air liur dan berkeringat terus-menerus.

0 comments