Coco Gauff
Coco Gauff Juara WTA Tour Termuda Sejak 2004
Juara WTA Tour

IVOOX.id, Linz - Petenis remaja asal Amerika Serikat (AS) Coco Gauff meraih gelar tunggal WTA pertamanya pada turnamen Upper Austria Ladies Linz, Minggu (13/10), untuk menjadi juara WTA Tour termuda sejak 2004.
Dikutip dari AFP, Senin (14/10), Gauff mengalahkan juara Roland Garros 2017 Jelena Ostapenko dari Latvia 6-3, 1-6, 6-2 pada final, yang membawa petenis berusia 15 tahun itu meraih gelar pertamanya. “Saya masih terhanyut dan syok," kata Gauff kepada pers seusai kemenangannya sebagaimana dikutip laman resmi WTA Tour.
“Saya kira gila mengatakan ini adalah gelar WTA pertama saya. Ini jelas tidak ada di kalender pada awal tahun, karena saya tidak berpikir saya akan memiliki kesempatan untuk masuk, dan sekarang saya juara, jadi ini gila."
Ini adalah akhir yang menakjubkan pada pekan yang sudah layak dicatat oleh Gauff, yang berubah dari kalah pada babak final kualifikasi namun memasuki babak utama sebagai lucky loser dan meraih kemenangan atas petenis Top 10 untuk pertama kalinya atas Kiki Bertens pada perempat final WTA perdananya.
Petenis remaja Amerika itu melanjutkan untuk mencapai semifinal tingkat tur dan final pertamanya sebelum kemenangan 99 menit atas Ostapenko memberinya trofi.
Sudah dijamin mencapai Top 100 untuk pertama kalinya setelah beberapa kemenangan pertamanya minggu ini, Gauff diproyeksikan akan naik ke Top 75 pada peringkat WTA yang diumumkan Senin. “Benar-benar gila bahwa saya masuk sebagai lucky loser dan sekarang saya juara," kata Gauff.
"Ayah saya memberi tahu saya ketika saya masuk, sebelum pertandingan pertama babak utama, dia berkata, 'Kamu tidak bisa kalah dua kali di turnamen yang sama!'" Gauff melanjutkan. "Aku yakin dia tidak pernah mengira akan sejauh ini, menjadi juara, tapi kurasa dia benar!"
Gauff (15), yang mengawali musim ini pada peringkat di luar Top 600, menjadi peraih gelar WTA termuda sejak Nicole Vaidisova dari Republik Ceko yang memperoleh juara di Vancouver dan Tashkent pada usia 15 tahun, lima bulan pada 2004.
Gauff juga menjadi pemain kedua pada dua musim terakhir yang meraih debut gelar WTA tunggal sebagai lucky loser, menyamai sesama petenis remaja Olga Danilovic, yang menjadi lucky loser ketika ia memperoleh trofi pada Moscow River Cup musim lalu.
Petenis Amerika itu sudah mempunyai rencana untuk menggunakan sebagian hadiah uang dari gelar tunggal pertamanya. "Saya tahu Halloween sebentar lagi, dan ini adalah salah satu favorit saya setiap tahun, maka saya kira saya akan sedikit berbelanja untuk kostum saya dan memastikan ini tepat," kata Gauff yang merahasiakan kostumnya.
"Rahasia, karena saya tahu tahun lalu mereka mengadakan kontes WTA untuk kostum terbaik dan saya juara ketiga. Tahun ini target saya menjadi yang pertama," katanya kepada laman WTA.
Sanjung Federer
Gauff menyanjung Roger Federer atas kalimat bijaknya kepada si remaja ajaib berusia 15 tahun dari AS itu yang menjadi juara termuda WTA Tour sejak 2004.
Gauff dilatih oleh Team8 yang dikelola Federer, tulis AFP. Minggu waktu setempat dia mengungkapkan kalimat motivasi dari sang superstar Swiss setelah Gauff kalah secara menyesakkan pada babak pertama Australia Open 2018 untuk kategori junior, telah mendorong dia mencapai 16 besar Wimbledon dan babak ketiga US Open.
“Dia memberi saya beberapa nasihat pada Australia Open 2018 ketika saya kalah pada babak pertama (setelah dimasukkan sebagai salah satu favorit)," kenang Gauff seperti dikutip AFP. “Dia bilang jangan terlalu banyak fokus ke tekanan atau drama luar lapangan. Dia memberi saya perspektif. Kini saya berusaha menikmati tenis dan saya hampir tidak memikirkan kekalahan pada babak pertama dua tahun kemudian."
Gauff juga memastikan 100 persen siap tampil pada turnaman WTA di Luksemburg pekan ini di mana dia masuk gelanggang dengan menyandang predikat 70 besar dunia.

0 comments