Bursa Asia Pasifik Mixed, Meski Trump Keluar Dari Rumah Sakit

IVOOX.id, Tokyo - Bursa saham di Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Selasa pagi saat investor menanti keputusan suku bunga yang akan diumumkan oleh Reserve Bank of Australia dan data perdagangan negara itu.

Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,42% pada awal perdagangan karena saham konglomerat Softbank Group melonjak 1,69%. Indeks Topix juga naik 0,4%. Kospi Korea Selatan naik 0,73%.

Sementara itu, saham di Australia tergelincir, dengan S & P / ASX 200 turun 0,25%. Data perdagangan Australia untuk Agustus akan dirilis sekitar pukul 8:30 pagi HK / SIN pada hari Selasa.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,17% lebih tinggi.

Pasar di China tutup pada hari Selasa untuk liburan.

Fokus investor kemungkinan akan berada pada kesehatan Presiden AS Donald Trump, ketika dia meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke Gedung Putih, di mana dia akan terus dirawat karena virus corona setelah diagnosis positifnya minggu lalu.

Presiden AS mengatakan sebelum keberangkatannya bahwa dia berencana untuk segera kembali ke jalur kampanye, dengan waktu kurang dari sebulan untuk pemilihan presiden mendatang pada bulan November.

Dokter Trump mengatakan Senin kondisi presiden telah "terus membaik" selama 24 jam terakhir, meskipun dokter Gedung Putih Dr. Sean Conley memperingatkan bahwa "dia mungkin belum sepenuhnya keluar dari hutan."

Semalam di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average melonjak 465,83 poin, atau 1,7%, menjadi ditutup pada 28.148,64. S&P 500 naik 1,8% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 3.408,62, sedangkan Nasdaq Composite naik 2,3% menjadi ditutup pada 11.332,49.

Mata uang dan minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,423 menyusul penurunan sebelumnya dari level di atas 93,6.

Yen Jepang berpindah tangan pada 105,69 per dolar setelah melemah dari level di bawah 105,6 kemarin. Dolar Australia berada di $ 0,7191, turun dari level sekitar $ 0,72 yang terlihat minggu lalu.(CNBC)