BPS: Komoditas Nonmigas Masih Jadi Penopang Utama Surplus Neraca Dagang Januari–Oktober 2025 | IVoox Indonesia

December 20, 2025

BPS: Komoditas Nonmigas Masih Jadi Penopang Utama Surplus Neraca Dagang Januari–Oktober 2025

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam rilis BPS pada Senin (1/12/2025). IVOOX.ID/Tangkapan layar youtube BPS RI

IVOOX.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa sejumlah komoditas nonmigas kembali menjadi motor utama surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa lima komoditas mencatat kontribusi terbesar terhadap surplus dagang selama periode tersebut.

Menurut Pudji, komoditas lemak dan minyak hewani/nabati menjadi penyumbang terbesar dengan nilai surplus 28,12 miliar dolar AS. Diikuti bahan bakar mineral (BBM) senilai 22,59 miliar dolar AS, besi dan baja sebesar 15,79 miliar dolar AS, produk nikel 7,39 miliar dolar AS, serta alas kaki 5,47 miliar dolar AS. Ia menegaskan bahwa kombinasi komoditas tersebut terus menjaga kinerja neraca dagang di tengah dinamika perdagangan global.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari–Oktober 2025 membukukan surplus 35,88 miliar dolar AS, meningkat 10,98 miliar dolar AS dibanding periode yang sama tahun 2024. “Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus sepanjang Januari-Oktober 2025 ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 51,51 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 15,63 miliar dolar AS,” ujar Pudji dalam konferensi pers Senin (1/12/2025).

Pada sisi ekspor, total nilai perdagangan luar negeri Indonesia hingga Oktober 2025 mencapai 234,04 miliar dolar AS, atau tumbuh 6,96 persen dibanding periode Januari–Oktober tahun lalu. China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi tiga negara tujuan ekspor terbesar, yang secara keseluruhan menyumbang 41,84 persen dari total ekspor nonmigas. Ekspor ke China tercatat 52,45 miliar dolar AS, ke Amerika Serikat 25,56 miliar dolar AS, dan ke India 15,32 miliar dolar AS.

Pudji juga menjelaskan bahwa ekspor ke China didominasi besi dan baja, BBM, serta produk nikel. Sementara ekspor ke Amerika Serikat terfokus pada mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian rajut, serta alas kaki.

Di sisi lain, impor nasional pada Januari–Oktober 2025 mencapai 198,16 miliar dolar AS, naik 2,19 persen secara tahunan. Impor nonmigas tumbuh 4,95 persen menjadi 171,61 miliar dolar AS, sedangkan impor migas mencatat penurunan 12,67 persen menjadi 26,56 miliar dolar AS.

Pertumbuhan impor terbesar tercatat pada kategori barang modal yang mencapai 40,55 miliar dolar AS, meningkat signifikan 18,67 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari sisi negara asal, China menjadi pemasok terbesar dengan nilai impor 70,19 miliar dolar AS, disusul Jepang 12,17 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat 8,17 miliar dolar AS.

0 comments

    Leave a Reply