BPS Catat Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Paling Dominan Oktober 2025 | IVoox Indonesia

November 7, 2025

BPS Catat Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Inflasi Paling Dominan Oktober 2025

produk emas batangan pada gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memamerkan produk emas batangan pada gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025, terutama akibat kenaikan harga emas. ANTARA/Uyu Septiyati Liman.

IVOOX.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Oktober 2025 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen (m-to-m). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, mengatakan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi paling dominan yakni emas perhiasan.

Secara historis kata Pudji, pada setiap Oktober (2021-2025) mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi. Tingkat inflasi yang terjadi pada Oktober 2025 merupakan inflasi tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024.

”Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 3,05 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen. Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen,” kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (3/11/2025).

Selain itu, terdapat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada Oktober 2025, di antaranya bawang merah dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen, tomat dengan andil deflasi 0,02 persen, dan beberapa komoditas seperti beras, kacang panjang, dan cabai hijau dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Berdasarkan komponen, inflasi bulan Oktober 2025 utamanya didorong oleh inflasi komponen inti dengan andil inflasi sebesar 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi.

Selanjutnya, komponen harga diatur pemerintah memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara.

Menurut wilayah, secara bulanan tercatat 26 provinsi mengalami inflasi, dan 12 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banten, yaitu sebesar 0,57 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Papua Pegunungan, yaitu sebesar 0,92 persen.

0 comments

    Leave a Reply