BPOM Tegaskan Keselamatan Pasien sebagai Isu Kemanusiaan di World Patient Safety Day 2025

IVOOX.id – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menekankan bahwa keselamatan pasien harus ditempatkan sebagai isu kemanusiaan yang menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada peringatan World Patient Safety Day (WPSD) 2025 di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Kamis, 25 September 2025.
Mengusung tema “Safe Care for Every Newborn and Every Child”, peringatan tahun ini menyoroti pentingnya perlindungan bayi dan anak sebagai kelompok rentan. Menurut Taruna, agenda keselamatan pasien harus menjadi bagian dari prioritas nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Patient safety from the start is not an option. It is a duty. Keselamatan pasien sejak awal kehidupan bukan pilihan, tetapi kewajiban kita bersama,” kata Taruna di Jakarta Kamis (25/9/2025).
Dalam paparannya, Taruna menjelaskan peran strategis BPOM melalui penguatan regulasi untuk memastikan keamanan obat. Ia menyoroti keberadaan sejumlah aturan, mulai dari UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, PP No. 28 Tahun 2024 terkait kewajiban farmakovigilans, hingga PerBPOM No. 15 Tahun 2022 yang mewajibkan industri farmasi menerapkan sistem pelaporan efek samping obat (ESO).
“Farmakovigilans menjadi pilar penting keselamatan pasien karena berfungsi mendeteksi, menilai, dan mencegah efek samping obat,” ujarnya.
Meski regulasi sudah ada, Taruna mengakui masih banyak tantangan. Data global menunjukkan hanya 7,4 persen laporan efek samping berasal dari pasien anak, sementara di Indonesia angkanya sedikit lebih tinggi, yakni 11,1 persen dari total laporan nasional. Rendahnya kesadaran pelaporan, baik dari tenaga medis maupun masyarakat, dinilai menjadi hambatan serius.
Untuk itu, BPOM mendorong pembangunan sistem pelaporan yang lebih baik, memperluas kolaborasi lintas sektor dengan Kementerian Kesehatan, asosiasi profesi, akademisi, industri farmasi, komunitas pasien hingga media, serta memperkuat edukasi publik agar budaya pelaporan efek samping tumbuh secara proaktif.
Taruna menekankan kembali bahwa keselamatan pasien bukan semata urusan teknis kesehatan, melainkan menyangkut kemanusiaan. Karena itu, media memiliki peran vital dalam menyebarkan informasi yang benar dan mendorong partisipasi publik.
“BPOM mengajak seluruh pihak, mulai dari tenaga medis, tenaga kesehatan, pemilik izin edar, akademisi, masyarakat, hingga media, untuk bersama-sama memperkuat budaya keselamatan pasien,” ujarnya.

0 comments