BKPM: Semester I-2017, Realisasi Investasi Sudah Mencapai 49,6% dari Target | IVoox Indonesia

June 13, 2025

BKPM: Semester I-2017, Realisasi Investasi Sudah Mencapai 49,6% dari Target

1
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis‎ (Foto: Istimewa)

iVOOXid, Jakarta – Realisasi investasi di Indonesia sepanjang Januari-Juni 2017 tercatat sebesar Rp336,7 triliun. Itu sudah mencapai 49,6% dari target setahun penuh 2017 sebesar Rp678,8 triliun. Itu terdiri dari realisasi investasi pada Januari-Maret 2017 sebesar Rp170,9 triliun dan pada periode April-Juni 2017 sebesar Rp165,8 triliun.

“Realisasi investasi pada triwulan kedua 2017 tersebut menunjukkan peningkatan 3,1% jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada triwulan pertama tahun ini. Tetapi jika dibandingkan dengan realiasi investasi senilai Rp151,6 triliun pada triwulan kedua 2016, maka realisasi investasi di Indonesia pada triwulan kedua 2017 tersebut tumbuh 12,7%,” papar Azhar Lubis, Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (26/07/2017).

Azhar mengemukakan, pada triwulan kedua 2017, realisasi PMDN sebesar Rp61 triliun atau naik 16,9% dibandingkan sebesar Rp52,2 triliun pada periode yang sama 2016. Sedangkan untuk PMA di triwulan kedua ini realisasinya sebesar Rp109,9 triliun atau naik 10,6% dibandingkan di periode yang sama 2016 senilai Rp99,4 triliun.

“Sementara itu, realisasi investasi pada semester pertama 2017 tercatat sebesar Rp336,7 triliun atau naik 12,9% dibandingkan di periode yang sama pada 2016 sebesar Rp298,1 triliun,” tukas Azhar.

Lebih lanjut Azhar menuturkan, realisasi investasi pada semetser pertama tahun ini untuk PMDN sebesar Rp129,8 triliun, sedangkan investasi PMA sebesar Rp206,9 triliun. Realisasi investasi selama paruh pertama tahun ini menggunakan penghitungan kurs rupiah sesaui dengan APBN 2017 sebesar Rp13.300 per dolar AS.

“Realisasi investasi ini didominasi oleh investasi di sektor pertambangan, baik untuk PMA maupun PMDN. Hal tersebut terkait dengan pembangunan smelter, jadi bukan pertambangan murni. Kemudian disusul oleh investasi di sektor listrik. Ini adalah sektor prioritas yang kita butuhkan, ketiga adalah sektor makanan, lalu logam, mesin dan elektronik, dan kimia,” pungkas Azhar.[abr]

0 comments

    Leave a Reply