Bisa Naik 56%, Darmin Indikasikan Defisit Neraca Transaksi Berjalan Tahun Ini Terus Melebar | IVoox Indonesia

May 6, 2025

Bisa Naik 56%, Darmin Indikasikan Defisit Neraca Transaksi Berjalan Tahun Ini Terus Melebar

1
Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Istimewa)

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengaku khawatir defisit neraca transaksi berjalan akan terus melebar tahun ini, seiring isu perang dagang yang terus membuat situasi ekonomi global bergejolak.

Menurut Darmin, meski pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis untuk meredam hal itu, namun menurutnya defisit transaksi berjalan masih akan membengkak 56 persen dari tahun sebelumnya.

"Defisit transaksi berjalan tahun ini bisa saja akan mencapai USD27 miliar, membengkak 56,07 persen dari tahun kemarin yang sebesar USD17,3 miliar," ujar Darmin di Jakarta, Rabu (28/11).

Sentimen perang dagang China - AS itu berpotensi menyebabkan neraca perdagangan defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2018 secara year on year (Yoy) sebesar USD5,51 miliar. "Dengan adanya dinamika baru seperti perang dagang, maka defisit transaksi berjalan mungkin bisa USD25 miliar, USD26 miliar, atau bahkan hingga USD27 miliar," tuturnya.

Darmin pesimistis dapat mengatasi defisit transaksi berjalan pada tahun ini juga, pasalnya defisit transaksi berjalan yang terjadi tahun ini, lebih dipengaruhi oleh kinerja neraca perdagangan yang merosot. Selain itu, neraca perdagangan tahun ini, kata Darmin, mencatat sejumlah anomali, di mana impor barang konsumsi melesat tajam hingga mencapai 25,71 persen secara tahunan (year-on-year) per Oktober.

Ia memperkirakan kenaikan impor ini ada hubungannya dengan maraknya belanja daring (e-commerce) yang dilaksanakan lintas batas. Pemerintah sebetulnya sudah mengantisipasi derasnya impor barang konsumsi dengan meningkatkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 impor bagi 1.147 pos tarif. "Dalam jangka pendek kebijakan ini akan efektif menekan impor. Hanya saja, memang perbaikan defisit transaksi berjalan sendiri masih belum bisa didorong dengan penguatan ekspor," tandas Darmin.

0 comments

    Leave a Reply