Bina Marga Membantah Integrasi Tarif Tol Mendongkrak Pendapatan BUJT | IVoox Indonesia

May 20, 2025

Bina Marga Membantah Integrasi Tarif Tol Mendongkrak Pendapatan BUJT

Gerbang-Tol-Lenteng-Agung-doc.pupr-ivoox.id_

IVOOX.id, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi, membantah jika  penerapan integrasi sistem Transaksi Tol Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) dinilai sebagai bentuk dari upaya meningkatkan pendapatan bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

"Ada yang berpendapat bahwa ini suatu kamuflase untuk meningkatkan pendapatan dari badan usaha jalan tol. Sama sekali tidak benar mengenai hal ini," tegasnya di dalam konferensi pers di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis(21/6).

Ia menjelaskan, dengan sistem terintegrasi ini pengguna jalan tol yang memiliki jarak tempuh lebih jauh, dalam hal ini salah satunya yakni angkutan logistik bakal mendapat subsidi dari pengguna tol jarak dekat. Menurut catatan, ada 31 persen yang akan membayar para pengguna jalan lainnya.

"Dari peta sekarang, pengguna jalan tol ini 61 persen membayar jauh lebih murah. Ada 38 persen memang membayar lebih mahal dan ada 1 persen yang (membayar) sama. Sehingga kalau digabungkan semuanya pendapatan BUJT tidak mengalami kenaikan. Namun pelayanan bagi para pengguna jalan tol jauh lebih baik dan lebih simple," papar Arie.

Ia melanjutkan, pihaknya bakal berupaya agar 38 persen pengguna jalan yang membayar lebih mahal akan dicarikan jalur alternatif melalui jalan arteri yang tersedia. Ditambahkan Arie, kebijakan ini juga sebagai upaya mengembalikan fungsi tol JORR yang peruntukan utamanya bisa dimanfaatkan untuk angkutan logistik.

"Yang 38 persen, yang harus membayar lebih mahal ini akan kami tuntun untuk menggunakan jalan arteri yang ada. Kalau mereka merasa lebih mahal. Mereka bisa memilih," imbuhnya.

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyampaikan beberapa poin yang perlu diperhatikan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait rencana integrasi tarif di beberapa ruas jalan tol.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, point pertama, integrasi tarif dari sisi pelayanan harus menjadi target untuk meningkatkan pelayanan, khususnya aspek standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol.

“Sebab di atas kertas, integrasi akan memangkas keberadaan beberapa gate, sehingga memangkas lamanya transaksi, antrian. Banyaknya transaksi memang bisa menghambat lajunya kendaraan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Kemudian, Tulus menuturkan, integrasi tarif jangan menjadi kenaikan tarif secara terselubung. Sebab kenaikan tarif tol sudah diatur setiap dua tahun sekali. Oleh karenanya, pengelola jalan tol harus bisa membuktikan hal itu.

“Membuktikan bahwa revenue pengelola tol tidak naik pasca integrasi. Jika revenue tambah berarti ada kenaikan tarif secara terselubung, sepihak, dan pelanggaran terhadap PP tentang Jalan Tol,” tuturnya.

Ia berpendapat, Tol JORR didesain memang adalah untuk angkutan logistik. Jadi kalau integrasi lebih menguntungkan angkutan logistik adalah hal yang wajar, bahkan positif.

“Turunnya tarif tol untuk angkutan logistik di tol JORR diharapkan bisa menurunkan logistic fee, dan bahkan turunnya harga di sisi end user,” tandasnya.

0 comments

    Leave a Reply