Biden: AS Timbang Boikot Dilpomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing Karena Perlakuan China Atas Muslim Uighur | IVoox Indonesia

September 3, 2025

Biden: AS Timbang Boikot Dilpomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing Karena Perlakuan China Atas Muslim Uighur

uighur

IVOOX.id, Washington DC - Presiden Joe Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa AS sedang mempertimbangkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing untuk memprotes perlakuan China terhadap minoritas Muslim Uyghur.

Di bawah boikot diplomatik, atlet Amerika masih akan berpartisipasi dalam pertandingan, yang dimulai 4 Februari 2022. Tetapi delegasi resmi pejabat pemerintah AS tidak akan hadir.

Gagasan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing bukanlah hal baru. Pada awal April, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan AS sedang dalam pembicaraan dengan sekutu utama tentang cara-cara untuk memprotes catatan hak asasi manusia China di Olimpiade Musim Dingin.

Tetapi Kamis menandai pertama kalinya Biden sendiri telah mengkonfirmasi bahwa boikot diplomatik adalah “sesuatu yang kami pertimbangkan.”

Biden memberikan jawaban singkat sebagai tanggapan atas pertanyaan langsung, sebelum dengan cepat beralih ke reporter berikutnya. Pertukaran itu terjadi selama pertemuan di Oval Office dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Awal pekan ini, The Washington Post melaporkan bahwa pengumuman boikot diplomatik AS terhadap Olimpiade Beijing kemungkinan akan terjadi sebelum akhir bulan.

Aktivis hak asasi manusia telah lama menyerukan boikot global terhadap Olimpiade Beijing, yang mereka sebut sebagai “Genocide Games.” Mereka juga mendesak Komite Olimpiade Internasional untuk menunda atau memindahkan acara tersebut.

Tetapi pemerintah Barat pada umumnya menolak keras gagasan boikot penuh terhadap pertandingan tersebut, sebuah langkah yang mereka anggap sebagai hukuman yang tidak adil bagi atlet atas kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah tuan rumah.

Beijing telah menuai kecaman internasional atas “program represi yang ekstensif” terhadap anggota kelompok etnis minoritas Muslim Uyghur.

Pada bulan Maret, Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan sanksi terhadap beberapa pejabat di provinsi Xinjiang, tanah air tradisional orang-orang Uyghur. Sanksi itu tetap berlaku.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah melabeli perlakuan terhadap Uyghur di China sebagai “genosida,” tetapi Biden belum menggunakan kata itu. Beijing menyangkal bahwa itu melanggar hak asasi manusia Uyghur.

Pernyataan Biden datang hanya beberapa hari setelah dia mengadakan pertemuan puncak virtual yang sangat dinanti dengan Presiden China Xi Jinping pada Senin malam. Namun, KTT itu hanya menghasilkan sedikit hasil konkret.

Seorang juru bicara Gedung Putih kemudian menegaskan bahwa Olimpiade tidak muncul selama pertemuan, yang berlangsung beberapa jam.(CNBC)

0 comments

    Leave a Reply