BI: Sistem Keuangan Indonesia Tetap Solid

iVOOXid, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan stabilitas sistem keuangan tetap solid didukung oleh ketahanan industri perbankan dan stabilitas pasar keuangan yang terjaga.
Pada Februari 2017 rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 23 persen, dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 22,2 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 3,2 persen (gross) atau 1,4 persen (net).
"Transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial masih tetap berlanjut, namun semakin terbatas sejalan dengan kehati-hatian bank dalam mengelola risiko kredit," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, seperti ditulis Jumat (20/4/2017).
Berdasarkan jenis kreditnya, suku bunga kredit modal kerja mengalami penurunan terbesar (113 bps, yoy), diikuti suku bunga kredit investasi (83 bps, yoy) dan suku bunga kredit konsumsi (37 bps, yoy). Pertumbuhan kredit Februari 2017 tercatat sebesar 8,6 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 8,3 persen (yoy).
"Masih terbatasnya pertumbuhan kredit akibat masih berlanjutnya proses konsolidasi korporasi dan perbankan," jelas Tirta.
Selanjutnya, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Februari 2017 tercatat sebesar 9,2 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 10 persen (yoy).
Di sisi lain pembiayaan ekonomi nonbank melalui pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan right issue), obligasi korporasi, dan medium term notes (MTN) terus mengalami peningkatan.
"Sejalan dengan perkiraan meningkatnya aktivitas ekonomi dan masih berlanjutnya dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 2017 diperkirakan lebih tinggi, masing-masing berada dalam kisaran 10-12 persen dan 9-11 persen," terang Tirta.[ava]

0 comments