BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen | IVoox Indonesia

May 17, 2025

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen

BI Pertahankan suku bunga
Gubernur BI Perry Warjiyo (ketiga dari kiri) dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/11/2023). Terkait suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). BI memutuskan menahan suku bunga BI7DRR sebesar 6,00 persen. (ANTARA/Sanya Dinda)

IVOOX.id - Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, yang salah satunya terkait suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). BI memutuskan menahan suku bunga BI7DRR sebesar 6,00 persen. 


"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 November 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023).

Perry menerangkan kebijakan itu sebagai upaya untuk tetap menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Tak hanya itu, langkah ini juga sebagai upaya memitigasi dampak suku bunga pada inflasi barang impor (imported inflation), sehingga inflasi tetap terkendali. BI sendiri menyasar inflasi di kisaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

"Langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation), sehingga inflasi tetap terkendali," terangnya.

Lebih lanjut Perry juga memastikan kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh melalui penguatan implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, juga terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital," ujarnya.

Bank Indonesia turut mendukung perbankan mengelola likuiditas dengan menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang juga meningkatkan lending capacity perbankan.

“Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap suku bunga perbankan, dengan suku bunga deposito perbankan jangka waktu 1 bulan dan suku bunga kredit pada Oktober 2023 masing-masing terjaga pada 4,40 persen dan 9,37 persen,” kata Perry.

Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang berlaku mulai 1 Oktober 2023.

Per November 2023, total insentif likuiditas yang telah digelontorkan BI mencapai Rp138 triliun.

Reporter: Rinda Suherlina

0 comments

    Leave a Reply