April 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bank Indonesia

BI: Laju Inflasi Bulanan pada Oktober 2016 Diproyeksikan 0,13%

iVooxid, Jakarta - Laju inflasi bulanan di Indonesia pada Oktober 2016 diproyeksikan 0,13%. Itu dikarenakan kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pangan. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi sebelumnya sekitar 0,04%, ujar Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI).

Meski demikian, menurut Agus, laju inflasi bulanan pada Oktober 2016 tetap diprediksi lebih rendah ketimbang pada September 2016 yang mencapai 0,22%. “Laju inflasi pada Oktober ini mayoritas diakibatkan kenaikan harga cabai merah akibat memasuki periode musim hujan,” ujar Agus di sela-sela Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) di Surabaya pada akhir pekan lalu.

Agus menjelaskan, kondisi tingginya kelembaban pada musim hujan mengakibatkan tingginya tingkat kebusukan cabai yang dipanen. Disamping itu, di beberapa daerah produsen cabai di Sumatera bagian utara, munculnya virus tanaman cabai juga mengakibatkan gagal panen. Kedua faktor tersebut cukup kuat untuk mendorong kenaikan harga jual cabai yang memicu terjadinya kenaikan laju inflasi. Sementara itu, harga bawang merah di pasaran terindikasi menjadi sumber deflasi.

Seperti diketahui, pada akhir pekan lalu harga cabai di beberapa kota di Indonesia terpantau masih cukup tinggi. Di Bekasi, Jawa Barat, sejumlah pedagang di pasar tradisional menjual cabai merah keriting sebesar Rp60.000 per kg, naik dibanding hari-hari biasa yang hanya Rp30.000 per kg. Demikian juga di Jawa Tengah. Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, selama sepekan terakhir naik hingga sekitar Rp60.000 per kg dibanding sebelumnya Rp35.000 per kg.

Sebelumnya Gubernur BI dan Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan, efek La Nina menyebabkan musim hujan datang lebih awal, yaitu yang biasanya pada akhir tahun menjadi Oktober. Ini mengakibatkan kenaikan harga sejumlah bahan pangan seperti cabai akibat kekurangan pasokan. Sementara itu, Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan (Mendag), mengakui harga cabai saat ini melampaui harga acuan yang ditetapkan pemerintah melalui peraturan menteri perdagangan (permendag).

Menurut Enggartiasto, produksi cabai biasanya menurun pada musim hujan. Disamping itu, transportasi untuk mengangkut bahan pokok segar, seperti cabai, juga masih menjadi persoalan. “Tapi, ketersediaan stok cabai masih cukup. Kenaikan harga ini tidak akan terjadi terlalu lama. Contohnya di pasar Jepara pada minggu lalu (23 Oktober 2016) harga cabai sudah turun dari Rp50.000 per kg menjadi rata-rata Rp40.000 per kg,” kata Enggartiasto.

Dia mengungkapkan, harga bawang merah juga sudah turun dan pemerintah melalui Perum Bulog akan menjaga agar saat panen bawang harga jual bawang merah di tingkat petani tidak terjun bebas. ”Kalau turun jauh, Bulog akan beli bawangnya, jadi Bulog sebagai standby buyer,” pungkasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Oktober cenderung kecil mengingat masyarakat akan mengerem pengeluaran di bulan tersebut setelah sebelumnya menaikkan konsumsi pada Agustus. Pada Oktober 2015 misalnya terjadi deflasi sebesar 0,08%.

Umumnya, Oktober merupakan musim paceklik sebelum musim panen raya tiba pada November. Agus memproyeksikan inflasi sepanjang tahun ini akan berada di angka 3,1-3,2% atau berada di batas bawah range target BI yang ditetapkan berada di level 4% plus minus 1%. Hingga September 2016, laju inflasi berada di angka 1,97%.[abr]

0 comments

    Leave a Reply