BGN Tutup 40 SPPG yang Langgar SOP Usai Banyak Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis | IVoox Indonesia

October 1, 2025

BGN Tutup 40 SPPG yang Langgar SOP Usai Banyak Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis

antarafoto-dapur-sppg-di-cipongkor-ditutup-1758893944-1
Jurnalis memotret fasilitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dapur Makmur Jaya di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (26/9/2025). Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menutup sementara tiga dapur penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab keracunan massal siswa di Kecamatan Cipongkor hingga keluarnya hasil uji laboratorium dan evaluasi dari Badan Gizi Nasional (BGN). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

IVOOX.id – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, mengungkapkan ada 45 dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP). Dari jumlah tersebut, 40 dapur dinyatakan ditutup untuk sementara waktu.

“Kami mencatat ada 45 dapur kami yang ternyata tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan. Dari 45 dapur itu, 40 dapur kami nyatakan ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan,” kata Nanik dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Ia menjelaskan, penutupan dilakukan hingga proses penyelidikan dan investigasi selesai. Selain itu, BGN juga telah mengirimkan surat resmi kepada seluruh mitra MBG untuk segera melengkapi persyaratan wajib.

“Kami juga sudah keluarkan surat kepada para mitra, memberikan batas waktu satu bulan untuk melengkapi SLHS (sertifikasi laik higiene dan sanitasi), kemudian sertifikat halal, dan sertifikat untuk penggunaan air yang layak pakai dalam waktu satu bulan. Apabila dalam waktu satu bulan itu ternyata mereka tidak memenuhi tiga hal ini, maka kami akan menutup,” katanya.

Sebelumnya, Nanik sempat menangis saat menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kasus keracunan massal yang dialami para siswa setelah mengonsumsi menu MBG di sejumlah daerah.

“Yang paling penting dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh tanggung jawab atas kasus keracunan berada di pundak BGN.

“Tentu kami bertanggung jawab hal yang sudah terjadi pada seluruh biaya dari anak-anak dan juga kalau ada orang banyak untuk atas apa yang terjadi,” kata Nanik.

0 comments

    Leave a Reply