BGN Hentikan Sementara Distribusi MBG di Banggai Kepulauan, Usai Ratusan Siswa Diduga Keracunan

IVOOX.id – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Kedeputian Pemantauan dan Pengawasan menurunkan tim khusus menyusul insiden dugaan keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Tinangkung, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Tim khusus ditugaskan untuk memantau kondisi terkini di lapangan, sekaligus menelusuri penyebab insiden.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Salakan Banggai Kepulauan, Erick Alfa Handika Sangule, menyebut dugaan awal mengarah pada menu ikan tuna goreng saus. “Faktor penyebab kemungkinan permasalahan tersebut diduga diakibatkan makanan ikan tuna goreng saus. Terkait dengan sampel makanan diduga penyebab keracunan tersebut dipersiapkan untuk dikirim uji sampel di BPOM Palu,” kata Erick, Kamis (18/9/2025).
Berdasarkan data sementara pada 18 September pukul 16.45 WITA, tercatat sebanyak 277 siswa dari SDN Tompudau, SMP Tinangkung, SMA Tinangkung, SMK Tinangkung, dan SD Pembina Salakan terdampak. Dari jumlah itu, 32 siswa masih menjalani perawatan intensif di RSUD Trikora, sementara 245 siswa lainnya telah diperbolehkan pulang meski tetap berada dalam pengawasan tenaga kesehatan.
Untuk mencegah risiko lebih lanjut, distribusi MBG di seluruh Kabupaten Banggai Kepulauan dihentikan sementara hingga hasil investigasi resmi keluar. “Pada hari ini (Kamis), terjadi pemberhentian distribusi MBG sementara akibat permasalahan yang diduga keracunan makanan MBG kemudian permasalahan tersebut telah masuk laporan kepada Polres Banggai Kepulauan,” ujar Erick.
Pemerintah daerah bersama PMI, BPBD, serta Puskesmas Salakan turut menyiapkan fasilitas darurat berupa tenda perawatan. Langkah ini diambil agar pelayanan kesehatan terhadap siswa yang terdampak dapat segera diberikan, terutama bagi yang mengalami gejala cukup berat.
“Kejadian yang terjadi di SPPG Salakan Banggai Kepulauan menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan selalu menjalin komunikasi yang baik dari berbagai pihak, melakukan sosialisasi pencegahan penolongan pertama bagi sasaran MBG yang mengalami gejala keracunan,” kata Erick.
Insiden ini bermula pada Rabu, 17 September 2025, ketika tujuh siswa SDN Tompudau mengalami gejala pusing, seluruh badan memerah, dan sesak napas setelah menyantap hidangan MBG. Tidak lama kemudian, gejala serupa menyebar ke sejumlah siswa di SMP, SMA, hingga SMK di wilayah yang sama. Seluruh siswa segera dirujuk ke RSUD Trikora untuk mendapatkan penanganan medis.
BGN menegaskan keamanan pangan merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan program MBG. Dengan investigasi menyeluruh dan evaluasi ketat, lembaga ini berharap insiden serupa tidak lagi terjadi di masa mendatang.

0 comments