BGN dan BPS Ukur Dampak Program Makan Bergizi Gratis terhadap Ekonomi Nasional | IVoox Indonesia

November 11, 2025

BGN dan BPS Ukur Dampak Program Makan Bergizi Gratis terhadap Ekonomi Nasional

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang bersama Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang bersama Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (6/11/2025). IVOOX.ID/doc BGN

IVOOX.id – Badan Gizi Nasional (BGN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) resmi menjalin kerja sama untuk mengukur dampak program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap perekonomian nasional. Survei yang dilakukan kedua lembaga tersebut akan memberikan gambaran kontribusi program MBG terhadap pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial masyarakat setelah satu tahun implementasi.

Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, mengatakan bahwa kerja sama ini diharapkan mampu menghasilkan data yang komprehensif mengenai manfaat program MBG. Ia menekankan bahwa momen satu tahun pelaksanaan program perlu diikuti dengan evaluasi berbasis data.

“Enam Januari nanti, tepat satu tahun program MBG. Jadi, kami berharap BPS bisa menampilkan data yang menarik tentang pengaruh diterapkannya program MBG dalam pertumbuhan ekonomi,” ujar Nanik saat bertemu Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Amalia menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh upaya tersebut. Menurutnya, sebagai lembaga statistik resmi negara yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPS memiliki mandat menyediakan data akurat untuk pemerintah dan publik. Selain itu, BPS juga berkewajiban membantu kementerian serta lembaga lain dalam pengembangan kegiatan statistik nasional. “Kami senang bisa bekerja sama dengan BGN,” kata Amalia.

Selain menghitung dampak program MBG terhadap ekonomi nasional, BGN juga mengajak BPS membangun sistem statistik terpadu yang mampu mencatat perkembangan seluruh siswa penerima manfaat program. Nanik menjelaskan bahwa sistem ini akan mencakup data partisipasi dan kehadiran siswa, serta perkembangan antropometri seperti berat dan tinggi badan. “Misalnya mencatat partisipasi dan tingkat kehadiran siswa, juga berat dan tinggi badan siswa penerima manfaat MBG,” ujarnya.

Amalia menilai pengumpulan data tersebut sangat krusial untuk menilai efektivitas program MBG secara menyeluruh. Ia berharap BGN dapat menyediakan data-data yang dibutuhkan agar analisis lintas sektor bisa dilakukan. “Misalnya data lokasi dapur MBG, bisa kita overlay dengan data wilayah kemiskinan, data pendidikan, dan sebagainya,” katanya.

Menanggapi hal itu, Nanik memastikan BGN siap membuka akses data, termasuk informasi mengenai SPPG-SPPG sebagai dapur penyedia layanan gizi serta daftar sekolah penerima manfaat lengkap dengan lokasinya. Ia menekankan pentingnya sinergi kedua lembaga demi kualitas layanan publik yang lebih baik. “Kami berdua senang bekerja sama sebagai sahabat, demi bangsa dan negara,” ujar Nanik.

0 comments

    Leave a Reply