BGN Buka Suara Soal Penggunaan Susu Program Makan Bergizi Gratis Belum 100 Persen Produk Lokal | IVoox Indonesia

October 16, 2025

BGN Buka Suara Soal Penggunaan Susu Program Makan Bergizi Gratis Belum 100 Persen Produk Lokal

antarafoto-produksi-susu-sapi-untuk-kebutuhan-program-mbg-1744890504-1
Pekerja menuangkan susu sapi ke dalam tabung penyimpanan di Peternakan Nusa Dairy Indonesia, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025). Peternakan yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja tersebut dalam seharinya mampu memproduksi 150 liter susu sapi segar yang kemudian didistribusikan ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di Kota Cimahi dalam memenuhi kebutuhan susu pada program makan bergizi gratis (MBG). ANTARA FOTO/Abdan Syakura

IVOOX.id – Banyak yang mempertanyakan mengapa susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum sepenuhnya berasal dari bahan baku lokal. Namun, para ahli menegaskan bahwa hal tersebut bukan semata karena keterbatasan pasokan, melainkan hasil dari pertimbangan ilmiah serta strategi pembangunan jangka panjang sektor gizi dan peternakan nasional.

Program MBG yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran tidak hanya bertujuan memberi asupan gizi kepada anak sekolah, tetapi juga mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi dan ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan.

Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu Fakultas Peternakan IPB sekaligus Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) Epi Taufik, menjelaskan bahwa kapasitas produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) masih jauh dari kebutuhan nasional.

“Sebelum MBG, kebutuhan susu Indonesia sekitar 4,7 juta ton per tahun. Dengan adanya MBG, kebutuhan naik menjadi lebih dari 8 juta ton. Padahal produksi lokal baru sekitar satu juta ton per tahun. Jadi, kalau kita paksa 100 persen lokal, stok susu nasional langsung habis,” ujar Prof. Epi dalam keterangan resmi, Rabu (15/110/2025).

Oleh karena itu, pemerintah menetapkan komposisi awal susu MBG minimal mengandung 20 persen susu segar lokal, dengan target peningkatan proporsi setiap tahun seiring bertambahnya kapasitas produksi domestik.

Meski belum sepenuhnya menggunakan bahan lokal, Prof. Epi menegaskan kualitas susu MBG telah disesuaikan dengan standar gizi susu cair penuh (full cream milk) sesuai Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2023. “Walau belum 100 persen menggunakan susu segar lokal, kandungan gizi susu MBG mulai dari protein, kalsium, hingga vitamin D dibuat setara dengan susu segar. Anak-anak tetap dapat energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan belajar,” katanya.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menilai MBG justru menjadi momentum kebangkitan industri susu nasional. Ia menyebut bahwa dengan adanya pasar besar dan stabil dari pemerintah, peternak dalam negeri akan mendapat jaminan penyerapan hasil produksi yang sebelumnya sulit mereka peroleh.

“Ini bukan soal berapa persen sekarang, tapi bagaimana kita memulai. MBG menciptakan pasar domestik yang kuat bagi susu lokal. Begitu peternak siap, kandungan lokal pasti naik,” ujarnya.

Khairul menambahkan, BGN telah menyiapkan peta jalan peningkatan produksi susu nasional periode 2025–2029, mencakup program peningkatan populasi sapi perah, modernisasi peternakan, dan kerja sama lintas daerah penghasil susu.

“Jadi, MBG bukan hanya soal memberi makan anak-anak, tapi membangun sistem pangan nasional. Dari segelas susu, kita sedang membangun masa depan bangsa,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply