Berharap Lahirnya Lifter Muda Meski Bermodal Seadanya
Berharap Lahirnya Lifter Muda Meski Bermodal Seadanya
IVOOX.id - Sore itu, di sebuah rumah bertembok putih bergaya khas joglo di ujung gang Desa Gombang, Boyolali, Jawa Tengah seorang pemuda bertubuh gempal tampak menarik nafas panjang, mengumpulkan tenaga saat bersiap mengangkat palang stik dengan barbel di kedua sisinya. Di sebelahnya seorang perempuan bertubuh kurus membanting stik dengan barbel yang lebih kecil, sementara itu di belakang dua temannya mengantre mendapatkan giliran mengangkat beban cakram besi itu.
Mereka adalah atlet berusia belasan tahun dari Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Boyolali yang berlatih untuk persiapan Popda dan Kejurprov 2025 Kabupaten Boyolali. Rata-rata mereka baru satu tahun belakangan ini menekuni olahraga angkat besi dan berlatih di halaman rumah milik warga.
Hampir setiap hari sekitar pukul empat sore satu per satu mereka datang ke rumah itu untuk berlatih. Meski dengan peralatan seadanya, mereka tampak tetap semangat mengangkat cakram barbel kilo demi kilo. Sesekali pelatih mereka yang bernama Gandung Santoso memberi arahan.
Gandung mengaku terpaksa meminjam rumah saudaranya untuk tempat latihan karena tidak adanya fasilitas memadai. Semua itu karena kurangnya perhatian dari lembaga yang memiliki otoritas di bidang keolahragaan dalam hal pembinaan atlet usia dini khususnya di cabang olahraga angkat besi.
Dia juga mengatakan paham betul kondisi pembinaan atlet di kotanya karena dia juga seorang atlet angkat besi bahkan satu-satunya di Boyolali yang pernah menyabet peringkat tiga kelas 56 kilogram di Kejurnas senior tahun 2012.
Gandung yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek daring dan pengecer gas elpiji itu bahkan sesekali mesti menyisihkan sebagian uangnya sekedar membeli vitamin untuk para atlet yang dilatihnya. Kadang-kadang tetangganya juga ikut menyumbangkan air minum dan buah-buahan sekadar untuk memberi semangat di kala latihan.
Ada sepuluh remaja yang terdiri dari lima putra dan lima putri diasuh oleh Gandung untuk berlaga di Popda dan Kejurprov 2025. Adanya semangat dan kemauan dari mereka itu memberi motivasi tersendiri bagi Gandung untuk berbagi ilmu dan pengalaman meski dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana. Dia merasa perlu mengajari remaja itu karena berharap kelak memiliki generasi penerus yang mampu menjadi lifter berprestasi dan profesional di Boyolali.
Seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Riva Aji Pamungkas misalnya, mulanya tertarik olahraga angkat besi karena ingin menurunkan berat badan, namun setelah kurang lebih setahun berlatih di sana dia malah menikmati dan termotivasi ingin berprestasi.
Lain halnya dengan Ridho Setiawan Saputra, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pernah meraih medali perunggu pada Kejurprov 2024 itu tertarik ingin mengulangi prestasi sebelumnya sehingga bisa membanggakan orang tua. Dia juga berharap dengan memiliki prestasi di bidang olahraga angkat besi nantinya bisa memudahkannya mendapatkan sekolah sesuai keinginannya.
Setiap sore sebelum berangkat latihan, Ridho membantu ibunya berjualan bakso bakar. Dia mengaku senang berlatih angkat besi karena bisa mendapatkan teman-teman baru. Bersama delapan anak-anak lainnya Riva dan Ridho memacu semangatnya dan antusias berlatih.
Di Popda dan Kejurporv 2025 di Semarang mereka berlaga dengan kemampuan sepenuhnya. Upaya demi upaya mereka lakukan meski belum menorehkan hasil sesuai harapan. Bagi mereka kegagalan di arena itu bukanlah akhir segalanya namun justru menjadi pelecut semangat untuk lebih giat berlatih.
Setidaknya di tahun sebelumnya pada Kejurprov 2024, selain Ridho dengan medali perunggu di kelas +71 kilogram juga ada Najwan Muhammad Fadhil dengan menyabet medali emas junior kelas 61 kg, namun di tahun 2025 ini Fadhil tidak ikut serta karena sudah lulus SMA.
Foto dan teks: Mohammad Ayudha
Editor : Nyoman Budhiana

0 comments