Belanja Pemerintah Diharapkan Topang Pertumbuhan pada Triwulan Keempat

iVooxid, Jakarta -
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan keempat 2016 diharapkan meningkat karena didorong oleh pertumbuhan belanja pemerintah. Pada triwulan keempat 2016 akan terjadi percepatan belanja pemerintah. Menurut data Kementerian Keuangan, tren belanja pemerintah pada akhir tahun ini mencapai hingga 95%. Demikian diungkapkan Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI.
Sri Mulyani mengemukakan, kendati kondisi perekonomian global masih akan menjadi tantangan untuk Indonesia, namun neraca ekspor dan impor pada triwulan keempat tahun ini diharapkan tidak mencatat defisit, tetapi diharapkan cukup berimbang saja.
Sementara dari segi investasi, menurut Sri Mulyani, Indonesia berpotensi menjadi negara berpenghasilan menengah yang relatif sehat dari sisi pertumbuhan, APBN, dan perbaikan ekonomi. Pertumbuhan investasi yang saat ini masih di bawah 5% diharapkan masih dapat ditingkatkan lagi dengan dorongan berbagai faktor positif, yakni kepercayaan penanaman modal dan jumlah perusahaan yang melakukan ekspansi bisnis yang mengandalkan pembiayaan dari pasar modal dan perbankan.
“Jika itu berjalan mulus, maka kemungkinan kita akan dapat melihat berbagai macam investasi yang muncul dengan berbagai kemudahan berbisnis tersedia. Sementara itu, PMA dan PMDN mulai merangkak naik. Itu menunjukkan sebuah komitmen kuat pemerintah untuk memperbaiki ekonomi domestik,†paparnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor konsumsi pemerintah tumbuh negatif 2,97% pada triwulan ketiga 2016. Pertumbuhan negatif juga dialami oleh ekspor sebesar 6,0% dan impor sebesar 3,87% pada triwulan ketiga 2016.
BPS juga mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga 2016 tumbuh 5,02%, sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga kuartal ketiga 2016 tercatat 5,04%.
Menurut Suhariyanto, Kepala BPS, pada Senin (7/11), pertumbuhan tertinggi dari tahun ke tahun terjadi pada sektor informasi dan komunikasi sekitar 9,2%, diikuti sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,83% dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 8,2%. “Sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh positif meski hanya 0,13%, karena adanya peningkatan produksi hasil tambang bijih logam seperti emas dan tembaga,†imbuhnya.[abr]

0 comments