May 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

BEI Harapkan BI Tahan Suku Bunga Acuan

IVOOX.id, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengharapkan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan pada level 4,75%. Hal ini bertujuan untuk menjaga penghimpunan dana dari pasar modal. Sebagaimana diketahui bahwa BI berencana untuk menggelar rapat dewan gubernur (RDG) pada 27-28 Juni mendatang.

Dirut BEI Tito Sulistio mengatakan, musuh terbesar pasar modal adalah kenaikan suku bunga acuan, sehingga BI diharapkan untuk tidak kembali menaikkan BI-7 days (reverserepo rate (B-7 D RRR), yang kini ada dalam level 4,75%.

"Kalau saya ditanya bagaimana pandangan bursa, jelas kalau bisa suku bunga acuan jangan naik. Soalnya Indonesia membutuhkan pendanaan untukmembantu infrastruktur, tapi jika BI-7 D RRR naik dikhawatirkan suku bunga deposito bank naik dan mencari dana lewat pasar modal juga susah," ujar Tito di Jakarta, Jumat (22/6).

Tahun 2017, dia mengungkapkan, total penggalangan dana baru dari pasar modal berkisar Rp 802 triliun. Nilai tersebut meliputi penerbitan surat utang negara, obligasi korporasi, rights issue , dan penawaran umum perdana (initial public offering /IPO) saham.

Nilai penghimpunan tersebut diharapkan mengalami peningkatan, apabila kondisi makro ekonomi dan suku bunga terjaga. "Cuma soal suku bunga itu, kami tetap menyerahkan kepada BI terkait pengambilan kepu- tusan," papar Tito.

Adapun jika menilik data statistik pasar perbankan (SPI) yang dipublikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kredit perbankan bertambah Rp 360,78 triliun dari Rp 4.377,19 triliun menjadi Rp 4.737,97 triliun.

Kemudian lebih lanjut, sampai akhir April 2018 perbankan Indonesia telah mencatatkan kenaikan kredit Rp 40,19 triliun menjadi Rp 4.778,16 triliun dibandingkan Desember 2017.

Data OJK juga menunjukkan bahwa selama Januari-Mei 2018, total penghimpunan dana baru oleh korporasi telah mencapai Rp 81,95 triliun. Nominal emisi surat utang baru dari 24 korporasi mencapai Rp 43,17 triliun, IPO saham Rp 8,06 triliun, dan dana hasil penawaran umum terbatas (PUT) baru korporasi menembus Rp 15,98 triliun.

Terkait suku bunga BI, Head of Research Division PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang justru memprediksi bahwa bank sentral Indonesia pasti kembali menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (Bps) pekan depan. Pasalnya Indonesia perlu menjaga spread antara BI-7 D RRR dan Fed Funds Rate (FFR).

"Jika BI menaikkan suku bunga acuan itu tujuannya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sebab belum kenaiakan suku bunga Federal Reserves (The Fed) dan ancaman perang dagang menjadi beberapa penyebab pelemahan rupiah belakangan ini," ujar dia.

Meski demikian, dia akui, kenaikan suku bunga BI dapat memberikan dampak yang kurang baik ke pasar, termasuk capital market. Karena selain ada penyesuaian nilai wajar, di lain pihak potensi biaya dana korporasi pun tidak akan semurah sebelumnya.

"Berpatokan dengan rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lagi dua kali sebelum 2018, mungkin BI-7 D RRR dapat mencapai 5,25% ke depan. Jadi setelah kenaikan pekan depan, jika The Fed menaikkan lagi mungkin kita akan menghadapi penyesuaikan suku bunga acuan lagi sebelum akhir tahun," papar Edwin.

0 comments

    Leave a Reply