BCA Belum Untung di Bisnis Kartu Flazz

iVooxid, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengakui, bisnis kartu Flazz yang dijalankan belum meraih keuntungan bagi perseroan. Sebab, kartu Flazz membutuhkan biaya investasi untuk penyediaan alat pembayaran dan‎ sistemnya. Sedangkan masyarakat yang menggunakan tidak dikenakan biaya setiap transaksi.
"Jujur saja, Flazz card belum menguntungkan, karena investasi kita untuk menyediakan alat pembayaran, sistemnya, dan selama ini kan kalau top up free, pakai juga free," ucap ‎Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Rabu (2/11/2016).
Berbeda dengan bisnis kartu kredit, bilang Jahja, yang memberikan pemasukan bagi bank dengan pengenaan biaya antara 1,5 hingga dua persen. Sedangkan dana mengambang (floating) dalam Flazz, tergolong sedikit. "
"Kalau Flazz ini kan semua free, jadi memang income kita apa. Hanya floating, floating itu kecil, Flazz card itu ya hanya antara Rp20 ribu-Rp30 ribu (per) satu kartu, boleh dihitung berapa. Kecil sekali, jadi memang kita lebih ke memberikan sarana," terang Jahja.
Tidak hanya Flazz, penyediaan ATM juga tak memberi keuntungan bagi perseroan. Dana yang dapat dari fee transaction hanya untuk membiaya administrasi dan maintenance dari mesin ATM.
"Kayak kita nyediain ATM, itu untungnya apa, tidak ada untungnya sebenarnya. Jadi biaya-biaya administration itu hanya untuk menutup kayak maintenance, pembelian, tapi ya dengan ATM itu mengurangi loading di cabang -cabang. Meski begitu di sisi lain, penggunaan Flazz dapat mengurangi dana cash yang harus disiapkan bank," pungkas Jahja.[ava]


0 comments