BCA Belum Minat Cari Dana Baru Lewat Surat Hutang

iVOOXid, Jakarta - Lembaga pemeringkat Standard & Poors (S&P) belum lama menyematkan status investment grade ke Indonesia. Hal itu membawa angin positif bagi lembaga keuangan yang masih mengandalkan surat hutang sebagai salah satu sumber pendanaannya.
Dengan peningkatan rating tersebut, bunga obligasi yang harus dibayar berpotensi menjadi lebih murah. Walaupun demikian, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengaku tidak akan memanfaatkan momentum tersebut untuk mencari pendanaan melalui penerbitan surat hutang.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan, meskipun terdapat penurunan kupon dalam obligasi, tetap saja bunganya lebih tinggi dari deposito.
"Saat ini deposito kami sangat murah bunganya. Disamping itu, kondisi likuiditas perusahaan juga masih cukup baik," jelas Jahja di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Kemudian Jahja mengatakan peningkatan rating dari S&P akan sangat terasa di pasar obligasi. Diproyeksikan penerbitan obligasi baru bakal lebih tinggi pasca diraihnya status investment grade.
Sebagai catatan, hingga Maret tahu ini rasio kredit terhadap pendanaan atau LFR (Loan to Funding Ratio) BCA masih berada di angka 75,1 persen.
Di sisi pendanaan, per akhir Maret 2017 dana pihak ketiga meningkat 13,8 persen menjadi Rp535,1 triliun. Dana CASA tumbuh 12,1 persen menjadi Rp405,4 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga BCA, yaitu sebesar 75,8 persen dari total DPK.[ava]

0 comments