Bappenas Beberkan Resiko Ekonomi Global 5 Tahun ke Depan | IVoox Indonesia

May 2, 2025

Bappenas Beberkan Resiko Ekonomi Global 5 Tahun ke Depan

indonesia-target-pertumbuhan ekonomi 71223-ebp-4
Suasana bongkar muat peti kemas di IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (7/12/2023).Presiden Joko Widodo menyatakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,1-5,7 persen, dibutuhkan realisasi investasi Rp1.650 triliun. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

IVOOX.id - Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Bappenas, Eka Chandra Buana membeberkan sejumlah risiko ekonomi global dalam lima tahun kedepan. Risiko-risiko itu telah dipetakan Bappenas dalam susunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. 

Setidaknya terdapat sembilan risiko global yang berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi, termasuk di domestik.

Sembilan risiko yang telah dipetakan diantaranya risiko kegagalan climate action, cuaca ekstrem seiring perubahan iklim, deglobalisasi, krisis lapangan kerja, krisis utang, konfrontasi geoekonomi, risiko kegagalan cybersecurity, biodiversity loss, hingga asset bubble burst atau peningkatan harga aset secara cepat.

"Kami melihat ada terkait kegagalan climate action, cuaca ekstrem, adanya krisis lapangan pekerjaan, pangan dan sebagainya," kata Chandra dalam agenda Konsultasi Publik 2023 dalam Rangka Penyusunan RPJMN 2025-2029 dan RKP 2025, Kamis (28/12/2023).

Di samping itu menurut Chandra pemerintah juga harus mengantisipasi isu-isu jangka menengah seperti dampak hilirisasi dan aging population atau menuanya populasi di negara-negara maju hingga usia produktif di negara maju turun.

Tantangan lainya adalah program transisi energi yang tengah diupayakan pemerintah saat ini dinilai cukup berat. Padahal Indonesia menurutnya harus lebih berorientasi ramah lingkungan supaya bisa bersaing di tingkat global.

"Tantangan transisi energi kita melihat bahwa ini cukup berat karena kalau kita lihat net zero emission 2060 sementara 70% listrik kita dari batu bara dan satu lagi terkait over supply di wilayah Jawa," ucap Chandra.

0 comments

    Leave a Reply