Bapanas Menaikkan Harga Pembelian Jagung Petani Menjadi Rp5.000 Per Kilogram | IVoox Indonesia

May 9, 2025

Bapanas Menaikkan Harga Pembelian Jagung Petani Menjadi Rp5.000 Per Kilogram

jagung-hasil-panen-petani-di-ntb
Seorang pegawai Perum Bulog Kantor Wilayah NTB memeriksa kondisi dan kadar air jagung hasil pembelian dari petani di Mataram, NTB, Selasa (2/7/2024). (ANTARA/HO-Bulog NTB)

IVOOX.id – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan harga jagung untuk kebutuhan pakan perunggasan sudah dinaikkan menjadi Rp 5.000 untuk mendorong petani menanam. 

"Jadi gini, jagung kemarin itu harga awalnya Rp 4.200 per kilo, sebelumnya Rp 3.150 per kilo, sehingga para petani itu tak bergairah. Nah hari ini jagung itu sudah naik ke Rp 5.000 per kilo. Ini supaya teman-teman di sentra produksi jagung itu semangat untuk menanam," ujar Arief dalam siaran pers Sabtu (6/7/2024).

Dia mengatakan, melalui Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2024, telah ditetapkan harga acuan pembelian di tingkat produsen dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen untuk jagung.

Adapun dalam beleid dimaksud, jagung pipilan kering dengan Kadar Air (KA) 15% di harga Rp 5.000 per kg, KA 20% di Rp 4.725 per kg, KA 25% di Rp 4.450 per kg, dan KA 30% di Rp4.200 per kg. Lalu untuk jagung pipilan kering di tingkat konsumen/peternak dengan KA 15% di Rp5.800 per kg.

"Kalau Bapak Presiden Jokowi itu memintanya harga yang wajar dan baik di tingkat petani, peternak sampai konsumen. Ini yang harus kita capai bersama-sama. Indonesia punya sekitar 270 juta lebih konsumen, jadi petani dan peternak unggas supaya bisa bersama sokong itu," ujarnya.

Lebih lanjut Arief mengatakan, pemerintah konsisten dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat ekosistem perunggasan nasional. Melalui optimasi kerja sama antar daerah dan menggalang pemenuhan kebutuhan pakan di daerah yang defisit dengan menjembatani daerah surplus, menjadi penjaga kesinambungan usaha perunggasan.

Sehingga kata Arief salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Bulog dengan Rumah Kebersamaan Peternak Layer Mandiri Blitar Kediri Tulungagung Ngalam Trenggalek (BKT NT).

"Dengan adanya BKT NT, Bulog, dan teman di sentra produksi jagung, ini jadi ekosistem yang ideal. Dulu importasi jagung karena memang produksinya tidak ada. Tapi kalau produksinya sudah ada, stop impor lalu optimalkan produksi dalam negeri. Nah untuk bisa mengoptimalkan produksi dalam negeri harus ada namanya standby buyer seperti sekarang ini," ujarnya.

Terpisah, harga acuan pembelian jagung tersebut sudah efektif berjalan. Perum Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) menyerap 52.672 ton jagung dari petani di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Raden Guna Dharma mengatakan penyerapan jagung hasil produksi petani tersebut terhimpun sejak 1 Mei hingga 1 Juli 2024. "Penyerapan 52.672 ton jagung ini dilakukan melalui pembelian hasil produksi petani dengan harga Rp5.000 per kilogram," katanya dikutip dari Antara, Selasa (4/7/2024).

Ia mengatakan tujuan penyerapan hasil produksi petani ini untuk menstabilkan harga dan membantu petani dalam memasarkan hasil panen.

"Untuk itu, Bulog akan tetap melakukan penyerapan sampai diperintahkan berhenti oleh pemerintah. Kalau sudah dicabut harga fleksibilitas itu, ya berati kami tidak ada hak kewajiban lagi untuk membeli," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply