Bapanas Klaim Ketersediaan Pangan hingga Akhir 2025 Aman | IVoox Indonesia

May 22, 2025

Bapanas Klaim Ketersediaan Pangan hingga Akhir 2025 Aman

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai menghadiri Rapat Koordinasi Perubahan Neraca Komoditas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025). ANTARA/Maria Cicilia Galuh

IVOOX.id – Kepala Badan Pangan Nasional /National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, ketersediaan tiga komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, dan daging lembu pada tahun 2025 dalam kondisi aman dan cukup. 

"Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025," ujar Arief dalam siaran pers Jumat (16/5/2025).

Arief mengatakan, evaluasi dilakukan secara rutin dan menyeluruh terhadap neraca ketersediaan dan kebutuhan masing-masing komoditas sebagai dasar penyesuaian kebijakan pangan nasional.

Untuk komoditas beras, kata dia stok akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 10,23 juta ton. Produksi beras nasional Januari-Juni 2025 mengalami surplus 3,33 juta ton, meningkat 128% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 3 juta ton, bisa dipastikan situasi perberasan nasional dalam kondisi baik.

“Namun, tantangan seperti rendemen gabah rendah (50,45%) dan kadar air tinggi (29,40%) masih perlu diatasi dengan edukasi panen baik dan penambahan fasilitas pascapanen,” kata Arief.

Ketersediaan daging lembu, baik sapi maupun kerbau, diproyeksikan sebesar 1,11 juta ton, dengan kebutuhan nasional 766,9 ribu ton. Stok akhir tahun mencapai 345 ribu ton. Pemerintah juga telah menugaskan pengurangan impor 100 ribu ton daging beku, digantikan dengan pengadaan 184 ribu sapi bakalan hidup untuk mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan.

Sementara jagung, proyeksi ketersediaan hingga akhir tahun mencapai 20,48 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan 14,85 juta ton. Stok akhir 2025 diperkirakan sebesar 5,63 juta ton. Meski demikian, pemerintah terus menyerap dan berusaha untuk menjaga harga jagung sesuai harga acuan Rp5.500/kg.

Adapun realisasi impor jagung industri untuk bahan baku makanan, minuman, dan pembuatan gluten serta sweetner baru mencapai 350 ribu ton (385) dari total PI 900 ribu ton.

"Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya," kata Arief.

0 comments

    Leave a Reply