Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp2,66 Triliun Pada 2021
IVOOX.id, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp2,66 triliun sepanjang 2021 lalu, naik 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,75 triliun.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan pencapaian laba tersebut ditopang oleh beban bunga yang turun sebesar 38 persen (yoy) dari Rp5,78 triliun menjadi Rp3,61 triliun, peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 16 persen (yoy) dari Rp1,69 triliun menjadi Rp1,96 triliun, serta biaya kredit yang lebih rendah sebesar 25 persen dari Rp2,8 triliun menjadi Rp2,11 triliun.
"Pencapaian ini menjadi kebanggaan bagi kami dan merupakan hasil dari setiap strategi yang disusun dengan penuh pertimbangan guna memastikan nasabah kami senantiasa mendapatkan solusi dan layanan perbankan dengan standar terbaik. Lebih dari itu, pencapaian ini turut mencerminkan fundamental yang kian menguat terlepas kondisi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi," ujar Ongki saat jumpa pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Ongki menyampaikan, penurunan beban bunga yang dicatat Bank BTPN sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan meningkatnya saldo serta rasio Current Account Saving Account (CASA) sehingga berakibat pada penurunan biaya dana, yang tercermin dari menurunnya biaya dana rupiah dari 5 persen pada kuartal IV 2020 menjadi 3,3 persen pada triwulan IV 2021.
Sementara biaya kredit tercatat lebih rendah dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, lanjut Ongki, Bank BTPN senantiasa melakukan monitoring kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit.
Secara operasional, kenaikan pendapatan operasional lainnya terutama berasal dari peningkatan pendapatan fee, transaksi FX dan produk investasi. Sementara untuk biaya operasional sedikit mengalami kenaikan dibanding tahun lalu sebesar 1 persen (yoy) menjadi Rp6,98 triliun.
Di sisi lain, Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit nasabah agar tetap berada di level yang sehat, seperti tercermin dari rasio gross NPL yang berada di level 1,68 persen, masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,19 persen pada akhir November 2021.
Adapun total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp135,6 triliun, di mana segmen lorporasi, komersial, dan syariah membukukan pertumbuhan kredit mencapai 7 persen (yoy).
Secara keseluruhan, dana pihak ketiga Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 9 persen (yoy) dari Rp100,79 triliun pada akhir Desember 2020 menjadi Rp109,38 triliun pada akhir Desember 2021. Peningkatan itu disebabkan oleh meningkatnya jumlah CASA sebesar 37 persen (yoy) dari Rp27,69 triliun menjadi Rp37,88 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari 27,5 persen menjadi 34,6 persen. Sementara time deposit turun 2 persen (yoy) menjadi Rp71,5 triliun.
"Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan sejalan dengan upaya menekan biaya dana seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia," kata Ongki.
Ia menambahkan, perseroan juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan dalam tingkat yang sehat melebihi ketentuan minimum sepanjang 2021, di tengah tantangan perlambatan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19 yang masih berlanjut. Liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 187,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 126,6 persen pada posisi 31 Desember 2021.
Bank BTPN mencatat kenaikan aset sebesar 5 persen (yoy), dari Rp183,17 triliun menjadi Rp191,92 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 26,2 persen.
"Seiring pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh berbagai pihak, sebagai sebuah institusi perbankan kami turut mengambil bagian melalui berbagai insentif dan program untuk membantu nasabah, kami percaya bahwa kami bisa mempertahankan kinerja baik ini dan semakin memperkuat fundamental guna memberikan kontribusi yang bisa dirasakan oleh lebih banyak masyarakat Indonesia," ujar Ongki, dikutip Antara.
0 comments