BAMUSI PDIP Nilai Ceramah Gus Baha 'Digoreng; untuk Adu Domba | IVoox Indonesia

May 5, 2025

BAMUSI PDIP Nilai Ceramah Gus Baha 'Digoreng; untuk Adu Domba

gus baha
Kiai Bahaudin Nursalim, yang populer dipanggil Gus Baha/Ist

IVOOX.id, Jakarta - Organisasi sayap PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menilai ada pihak yang sengaja "menggoreng" atau memelintir ceramah KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) untuk politik adu domba dan membenturkan kaum nasionalis dan kaum santri.

Sekretaris Umum PP Bamusi KH Nasyirul Falah Amru atau yang akrab disapa Gus Falah dalam siaran persnya, di Jakarta, mengungkapkan, ceramah Gus Baha secara komprehensif mengulas sejarah perjuangan mulai sejak 1908 (Budi Utomo), kemudian HOS Tjokroaminoto hingga Bung Karno dan para kiai kala itu.

"Ceramah Gus Baha secara terang benderang mengungkap proses perjuangan mulai dari Budi Utomo. Embrio dari bangsa Indonesia, yang kemudian kemerdekaannya diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan kristalisasi dari perjuangan yang berkesinambungan," kata Gus Falah seperti dilansir Antara.

Menurut Gus Falah, apa yang disampaikan oleh Gus Baha soal peran perjuangan para kiai dan tokoh Islam juga selalu digelorakan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri serta tokoh PDI Perjuangan lainnya.

Sebelumnya ceramah Kiai Bahaudin Nursalim, yang populer dipanggil Gus Baha, trending di Twitter dan menjadi bahan perbincangan warganet belakangan ini. Hal itu lantaran salah satu ceramah ulama asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, ini yang diunggah di Youtube ternyata hilang.

Begini salah satu beberapa kutipan ceramah Gus Baha yang viral tersebut. "Karena embrio yang bernama Indonesia itu dari 1908, sebelum ada partai nasionalis yang berani melawan kolonialisme Belanda, adalah partai Islam. Sehingga kebangkitan Indonesia dimulai dari 1908, karena tadi, itu yang pertama mencetus melawan Belanda adalah kiai-kiai Islam,” ucap Gus Baha.

"Saat itu bikin Serikat Dagang Islam, terus lama-lama menjadi Sarikat Islam, terus lama-lama menjadi Partai Islam. Dimulai dari angkatannya HOS Tjokroaminoto itu. Haji Oemar Said Tjokroaminoto, disingkat HOS Tjokroaminoto. Jadi, tidak bisa Indonesia itu meninggalkan partai Islam,” ucap Gus Baha.

"Orang yang pro Megawati itu begitu mendewa-dewakan Sukarno, seakan-akan Indonesia itu dimulai dari Bung Karno. Sampai ada HAM Sukarnoisme, bahwa Indonesia seolah-olah dimulai dari Sukarno, memang deklarator kemerdekaan Indonesia itu Sukarno, tapi umat Islam dan partai-partai Islam tidak kecil hati,” ucap Gus Baha.

“Kita tidak mungkin tak menghormati Sukarno sebagai pahlawan. Tetapi ya kebesaran Pak Karno demi bangsa Indonesia, jangan kemudian direduksi, disederhanakan hanya melewati partai. Itu namanya pengerdilan. Itu Pak Karno bikin negara ini untuk kusuma bangsa, bukan untuk PDIP saja, bukan partai-partai Marhaenisme, bukan partai-partai berpaham Sukarnoisme saja,” kata Gus Baha.

"Tetapi kita, kiai, juga hadir. HOS Tjokroaminoto membikin partai Islam untuk mengusir Belanda, yang nantinya untuk kepentingan bangsa Indonesia, tidak hanya yang Islam saja.”



0 comments

    Leave a Reply