BAKTI Kominfo Optimistis Palapa Ring Paket Timur Rampung pada 2019

IVOOX.id, KBRN, Manokwari -- Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) optimistis mampu memenuhi target penyelesaian konstruksi fisik Palapa Ring Paket Timur, paling lambat akhir tahun 2019.
Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Danny Januar mengatakan, saat ini progres pembangunan fisik Palapa Ring Paket Timur sudah mencapai 87,03 persen dari target.
"Paket Timur ini paling menantang dibandingkan dua paket lain. Namun, kami optimistis dapat memenuhi target penyelesaian. Untuk itu, BAKTI proaktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi target tersebut," tuturnya di sela-sela kegiatan "Jelajah 3T Bersama Media dan Blogger" di lokasi Network Operation Center (NOC), Jl. Amban Pantai, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Jumat (21/12/2018) siang.
Danny merinci, kendala yang dihadapi dalam penggelaran kabel serat optik Palapa Ring di darat, banyak bersinggungan dengan proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Ditambah adanya permasalahan keamanan di salah satu kabupaten lokasi pembangunan.
"Selain itu ada pula kendala izin lingkungan area konservasi yang belum terbit di Laut Sawu, Selat Pantar, Taman Nasional Lorentz, dan Teluk Cendrawasih. Terakhir, keterbatasan ketersediaan penyediaan helikopter yang memiliki kemampuan external load untuk pengangkutan material tower dan microwave untuk pembangunan jaringan Palapa Ring di daerah pegunungan.
Seperti diketahui, Palapa Ring Timur menghubungkan 35 kabupaten/kota, mulai Kota Baa di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga ke Anggi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Khusus untuk Papua Barat, terdapat tujuh kabupaten/kota yang akan terhubung serat optik yakni dari Terminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, hingga Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
“Total panjang paket ini 6.878 km terdiri dari 4452 km jaringan laut, 2.452 km jaringan darat, dan microwave sebanyak 59 hops. Paling panjang dan menantang, sekaligus membutuhkan dana paling besar," lanjutnya.
Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah nonkomersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Ketika proyek Palapa Ring sukses, masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Musababnya, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah luar tengah hanya 300 kilobit per detik.
Muharso, Vice President PT Palapa Timur Telematika selaku pelaksana proyek Palapa Ring Paket Timur menambahkan, proyek penarikan fiber optik bawah laut dan di darat sudah 100 persen selesai, dan tinggal penyelesaian infrastruktur tower dan microwave sekitar 10 persen lagi.
"Dengan selesainya fiber optik bawah laut diharapkan jaringan teresterial di wilayah Timur Indonesia sudah tidak ada delay lagi," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari, Aljabar Makatita menjelaskan, masih ada tiga distrik di Kabupaten Manokwari yang belum 'merdeka sinyal'.
Untuk itu, ia berharap masyarakat tidak mempermasalahkan tanah ulayat yang dilalui jaringan tower dan microwave, sebab pembangunan ini merupakan upaya untuk mengejar ketertinggalan Manokwari di bidang telekomunikasi. (Adhi Teguh)

0 comments