Awal Dagang, Rupiah Dibuka Melemah | IVoox Indonesia

May 7, 2025

Awal Dagang, Rupiah Dibuka Melemah

Rupiah-dan-Dolar-doc.FBBankIndonesia-ivoox.id_

IVOOX.id, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di perdagangan pasar spot. Ada kemungkinan pelaku pasar grogi menanti hasil putusan sidang gugatan hasil Pilpres 2019 yang diumumkan hari ini.

Dikutip dari CNBC Indonesia, pada Kamis (27/6/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.175. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.170/US$. Namun kemudian rupiah terpeleset ke zona merah, meski depresiasinya relatif terbatas.

Sepertinya investor gugup menanti hasil putusan MK. Putusan ini akan menentukan arah politik dan pemerintahan Indonesia selama lima tahun ke depan.

Pelaku pasar tampaknya akan lebih tenang jika MK memperkuat hasil perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Jokowi adalah calon presiden petahana (incumbent), sehingga rasanya tidak ada perubahan arah kebijakan pemerintah jika eks gubernur DKI Jakarta ini kembali ke Istana Negara.

Namun akan lain ceritanya jika MK mengabulkan permohonan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Terutama jika yang diloloskan adalah poin diskualifikasi Jokowi-Amin karena tudingan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Kalau ini terjadi, maka investor perlu berhitung ulang. Sebab kemungkinan akan ada perubahan arah kebijakan, sehingga pelaku pasar perlu waktu untuk beradaptasi.

Jadi, sambil menantikan pengumuman putusan MK investor sepertinya mundur terlebih dulu. Akibatnya, pergerakan rupiah masih penuh kegalauan.

Selain penantian terhadap pembacaan putusan di MK, ada pula faktor eksternal yang membuat investor wait and see yaitu rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump-Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir pekan ini. Kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan sejatinya progres perundingan Washington-Beijing beberapa waktu lalu sudah mencapai 90%.

Namun kemudian China dianggap mundur dengan kembali membahas hal-hal yang sudah disepakati, seperti perlindungan atas hak kekayaan intelektual dan penghentian pemaksaan transfer teknologi. Akibatnya, AS meradang dan malah menaikkan bea masuk produk-produk made in China.

Oleh karena itu, investor sedang fokus memasang mata dan telinga untuk memantau perkembangan dari Jepang, lokasi KTT G20. Sembari menanti, pelaku pasar memilih menahan diri sehingga arus modal cenderung menghindari aset-aset berisiko di Asia.

Alhasil, mayoritas mata uang utama Asia kini melemah terhadap dolar AS. Rupiah ternyata tidak sendirian di zona merah.

0 comments

    Leave a Reply