AS Sampai Mendesak Arab Saudi Naikkan Produksi, 2 Harga Acuan Minyak Naik

IVOOX.id, New York - Harga dua acuan minyak mentah, Brent dan WTI, naik dalam hitungan sen setelah terbetik kabar AS meminta ArabSaudi dan produsen utama lain untuk meningkatkan produksi.
Harga berjangka untuk pengiriman Agustus bagi minyak mentah Brent yang merupakan patokan global naik sembilan sen AS atau 0,12 persen menjadi 75,38 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sebelumnya, Brent sempat menyentuh harga terendah sejak 8 Mei di 73,81 dolar AS.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan AS, untuk kontrak pengiriman Juli naik lebih tinggi, yakni 77 sen AS atau 1,2 persen menjadi 65,52 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sebelumnya, pemerintah AS secara tidak resmi telah meminta Arab Saudi dan beberapa produsen OPEC lainnya untuk meningkatkan produksi minyak, sumber di OPEC dan industri mengatakan, meskipun tidak menyebut angka tertentu.
Pasokan OPEC cenderung lebih langsung mempengaruhi harga Brent, sedangkan minyak mentah AS terikat pada pasokan AS.
Permintaan itu muncul setelah harga bensin eceran AS melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga tahun, dan Presiden Donald Trump pada April mengeluhkan kebijakan OPEC dan kenaikan harga minyak. Rata-rata nasional pada Selasa (5/6) mencapai 2,94 dolar AS per galon reguler, menurut AAA.
Kenaikan harga juga menyusul keputusan Washington untuk menerapkan kembali sanksi atas ekspor minyak mentah Iran, yang dapat mengganggu pasokan minyak global. Produksi minyak mentah Iran bisa jatuh satu juta barel per hari sebagai akibat dari sanksi baru AS, menurut catatan dari Standard Chartered.
"Pasar memandang ke depan. Fakta bahwa Rusia, Arab Saudi, dan OPEC secara lebih luas telah mulai membahas peningkatan tingkat produksi, Anda mendapatkan koreksi yang cukup cepat ini," kata Tyler Richey, co-editor Sevens Report di Jupiter, Florida.
Arab Saudi dan Rusia sudah membahas peningkatan produksi minyak OPEC dan non-OPEC sekitar satu juta barel per hari, sumber yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan pada 25 Mei.

0 comments