AS dan Taliban Capai Gencatan Senjata 7 Hari Untuk Sebuah Perundingan

IVOOX.id, Munich - Seorang pejabat senior AS mengatakan, Jumat (14/2), bahwa Amerika Serikat dan Taliban telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan berlaku "segera" dan dapat membuka jalan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan. Kesepakatan hanya berselang sepekan setelah serangan mematikan Taliban yang menewaskan sejumlah tentara AS.
Pejabat itu mengatakan perjanjian untuk "pengurangan kekerasan" selama tujuh hari yang harus diikuti dengan dimulainya pembicaraan damai semua pihak di Afghanistan dalam 10 hari adalah "sangat spesifik" dan mencakup seluruh pihak termasuk pasukan pemerintah Afghanistan.
Perkembangan tersebut terjadi ketika Menlu AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper bertemu Jumat di Munich dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Mereka berbicara di sela-sela forum keamanan internasional di Munich.
Gencatan senjata yang lama diinginkan, dan Presiden Donald Trump pada prinsipnya menyetujui kesepakatan tersebut, yang dapat mengarah pada dimulainya penarikan pasukan AS yang signifikan dari Afghanistan, menurut pejabat AS itu.
Rincian akhir dibuat dalam beberapa hari terakhir oleh utusan khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad dan perwakilan Taliban di Doha, Qatar. Khalilzad berada di Munich dan menghadiri pertemuan Pompeo dan Esper seperti yang dihadiri Jenderal Scott Miller, komandan pasukan internasional pimpinan-AS di Afghanistan.
Orang-orang yang akrab dengan garis besar rencana itu mengatakan mereka menyerukan penyelesaian gencatan senjata selama seminggu untuk diikuti dalam waktu 10 hari dengan dimulainya negosiasi semua pihak Afghanistan untuk menetapkan peta jalan bagi masa depan politik negara itu.
Namun, pejabat AS itu mengklaim bahwa bukan ultimatum Taliban memaksa AS sepakat berdamai. Dan mereka mencatat bahwa, terlepas dari janji kampanye Trump untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan dan di tempat lain, Trump telah membatalkan kesepakatan sebelumnya.
Seperti diketahui, AS masuk ke Afghanistan pada 2011 dengan misi menggulingkan pemerintahan Taliban. Sejak itu, Taliban terus bergerilya dan AS menyebut mereka sebagai teroris sehingga Washington DC menyatakan menolak berunding dengan teroris.
Seiring waktu dan perang yang berkepanjangan, AS realistis dan meminta pemerintahan Kabul bentukannnya berunding dengan Taliban. Namun, Taliban tak bersedia berunding jika AS tetap bercokol di negara mereka.(CNBC)

0 comments