Aprindo Sebut Pelemahan Rupiah Tekan Produk Ritel Berbahan Baku Impor | IVoox Indonesia

May 11, 2025

Aprindo Sebut Pelemahan Rupiah Tekan Produk Ritel Berbahan Baku Impor

IMG_0050
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey saat melakukan jumpa pers terkait minimarket yang menjual isi ulang pulsa judi online di Jakarta, Jumat (28/6/2024). ANTARA/Maria Cicilia Galuh

IVOOX.id – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dolar AS berpengaruh terhadap produk-produk ritel yang bahan baku dan bahan penolongnya bergantung pada impor, seperti kedelai dan gula.

Ia mengatakan penguatan dolar membuat supplier atau produsen harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menembus bahan baku dan barang penolong yang diimpor, dibandingkan dengan sebelumnya.

"Peritel enggak menaikkan harga, tapi karena mereka dari produsen, supplier menaikkan harga bahan baku dan penolongnya naik, otomatis akan terdampak ke hilir karena eskalasi harga atau perubahan harga akan dilakukan oleh produsen bukan peritel, peritel ini kan ada di sektor hilir," kata Roy dikutip dari Antara, Jumat (28/6/2024).

Namun demikian, tidak semua produk ritel mengalami kenaikan harga. Hanya barang yang memiliki kandungan bahan baku impor yang berpotensi mengalami kenaikan.

Roy mengatakan produk-produk yang mengandung bahan baku kedelai seperti tahu dan tempe, berpotensi mengalami kenaikan karena masih harus melakukan importasi dari Amerika Latin.

Selain itu, produk pakaian juga akan mengalami kenaikan lantaran Indonesia masih mengimpor kapas.

"Bahan baku, bahan penolongnya naik, bayar Dolarnya lebih tinggi, itu yang akan terjadi. Tapi tidak pada semua produk, karena tidak semua produk impor, tapi yang ada kandungan bahan baku dan penolongnya impor pasti akan berdampak kepada harga jual," katanya.

Kenaikan harga barang, sebut Roy, bukan baru kali ini terjadi. Menurutnya, pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Roy mengatakan, apabila daya beli masyarakat turun maka pertumbuhan ekonomi juga ikut berpengaruh,

"Pemerintah harus bergerak cepat untuk melakukan mitigasi, bantuan langsung tunai jangan berhenti, bansos harus tetap jalan untuk mendukung daya beli masyarakat," ucap Roy.

0 comments

    Leave a Reply