Anak Korban Kasus Penembakan Bos Rental Mobil Bantah Klaim TNI AL Soal Anggotanya Dikeroyok Sebelum Insiden | IVoox Indonesia

June 16, 2025

Anak Korban Kasus Penembakan Bos Rental Mobil Bantah Klaim TNI AL Soal Anggotanya Dikeroyok Sebelum Insiden

Anak korban kasus penembakan di KM 45 Tol Tangerang Banten, Agam Muhammad Nasrudin

IVOOX,id – Kasus penembakan bos rental mobil Ilyas Abdurrahman (48) di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak terus bergulir. TNI AL mengungkapkan bahwa tiga anggotanya, Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, sempat menjadi korban pengeroyokan sebelum peristiwa penembakan terjadi. Dua dari tiga prajurit tersebut diketahui merupakan anggota Komando Pasukan Katak (KOPASKA), sementara satu lainnya berasal dari KRI Bontang.  

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) TNI AL, Laksamana Madya Denih Hendrata, dalam konferensi pers di Markas Koarmada RI, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025), memaparkan laporan awal terkait insiden tersebut. Denih menyebut insiden bermula ketika ketiga prajurit tersebut diduga dikeroyok oleh sekitar 15 orang tak dikenal di lokasi kejadian. 

"Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang," ujar Denih. 

Ia menduga bahwa tindakan penggunaan senjata oleh prajuritnya dilakukan dalam situasi darurat sebagai upaya membela diri. 

"Kalau seandainya dihadapkan pada pengeroyokan, berarti kan sebenarnya sama-sama tidak tahu siapa yang akan mati. Jadi, kita saja kalau terdesak pasti akan mencari cara untuk membela diri, mencari benda untuk mengamankan diri," ujar Denih. 

Meski demikian, klaim pengeroyokan ini mendapat bantahan dari keluarga korban. Anak almarhum, Agam Muhammad Nasrudin, sebelumnya menyatakan bahwa keluarganya tidak melakukan tindakan pengeroyokan terhadap para prajurit TNI AL, seperti yang disampaikan pihak berwenang. 

"Ada statment tadi pengeroyokan, kita tuh tidak mengeroyok dari awal kita sudah menyarankan persuasif waktu di Saketi," katanya.

"Kita tuh tidak mengeroyok, waktu bapak saya memeluk di di Rest Area, waktu itulah dia yang menodongkan pistol di Saketi. Makanya ada di video itu kan terdengar 'mana pitol kamu ? mana pistol kamu ? jatuhkan'. Bapak saya cuma menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut," katanya.

Pistol Sudah Ditodongkan Sebelum ke Kantor Polisi

Anak korban, Rizky Agam, mengungkapkan sejumlah fakta mengejutkan terkait insiden yang merenggut nyawa ayahnya. Rizky mengaku dirinya sudah menerima ancaman todongan senjata api sebelum peristiwa penembakan terjadi, meskipun ia tidak menyebut secara pasti apakah ancaman tersebut berasal dari pihak TNI atau polisi. 

"Jadi awal mulanya itu kita sudah ditodongkan pistol terlebih dahulu pada saat di Pandeglang," ujar Rizky di Markas Koarmada TNI AL, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

Merasa terancam, Rizky dan keluarganya berupaya mencari perlindungan dengan meminta bantuan pihak kepolisian. Namun, menurutnya, permintaan tersebut tidak mendapat tanggapan yang memadai. 

“Kita sudah ditodong pistol. Saya dan keluarga meminta tolong pada siapa kalau bukan pada polisi," katanya. 

Rizky menjelaskan bahwa saat ia mendatangi Polsek Cinangka, petugas yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) menyarankan agar ia dan keluarganya mengejar mobil yang diduga digelapkan sendiri sebelum masalah tersebut diselesaikan di kantor polisi. 

"Pas waktu saya konfirmasi ke anggota piket, mereka bilang, 'Kamu ke sana aja susulin mobil kamu.' Jadi saran dari petugas piket pada saat itu sangat tidak masuk akal," katanya. 

Saat peristiwa terjadi, Rizky mengatakan ada empat orang yang diduga terlibat dalam penembakan. Namun, sejauh ini hanya tiga anggota TNI AL yang telah ditahan. Ia mendesak agar keterlibatan para pelaku dalam dugaan sindikat penggelapan mobil juga diselidiki lebih dalam. 

"Logikanya, mana ada mobil murah seharga Rp40 juta. Kalau dia benar membeli mobil itu, kenapa harus ada pengawalan dan ancaman todongan pistol?" ujarnya. 

Rizky mengungkapkan bahwa mobil Honda Brio yang digelapkan pelaku sebenarnya dibeli ayahnya dengan harga Rp185 juta untuk disewakan. Namun, GPS mobil tersebut tiba-tiba dimatikan sekitar pukul 02.00 WIB, yang kemudian memicu kecurigaan keluarga hingga mereka melakukan pengejaran. 

Saat mobil ditemukan di rest area KM 45 Tol Jakarta-Merak, Rizky mengatakan upaya mediasi dengan pembeli, Sertu AA, tidak membuahkan hasil. Ayahnya bahkan tewas ditembak oleh KLK B, yang disebut sebagai pengawal AA. 

"Ayah saya telah menjadi korban penembakan yang sangat sadis," kata Rizky. 

Proses penyelidikan atas kasus ini masih berlangsung, dengan sorotan terhadap dugaan sindikat penggelapan mobil serta keadilan bagi keluarga korban.

0 comments

    Leave a Reply