Amankah Minum Kopi Dicampur Santan dengan Kudapan Singkong Rebus?

IVOOX.id – Minuman kopi semakin kaya akan varian. Begitu pula kudapan yang menyertainya. Di sejumlah kafe dan kedai kopi kini sedang tren kopi yang dicampur santan. Lalu, di masyarakat kopi biasa dikonsumsi dengan singkong. Bagaimana pendapat pakar gizi?
Santan kini mulai dilirik sebagai alternatif campuran kopi menggantikan krimer. Varian menu seperti coconut milk coffee mulai banyak ditawarkan di sejumlah kafe dan kedai kopi.
Menurut Vieta Annisa Nurhidayati, dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Sekolah Vokasi IPB University, penggunaan santan dalam kopi diperbolehkan selama dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
“Santan bisa digunakan sebagai krimer, terutama untuk konsumen yang memiliki lactose intolerance maupun yang ingin menghindari produk hewani. Rasanya gurih dan bahkan bisa lebih creamy dibandingkan krimer biasa,” ujar Vieta, diakses dari laman resmi IPB, Minggu (27/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa santan mengandung asam laurat yang bersifat antimikroba dan berpotensi meningkatkan sistem imun. Jenis lemak dalam santan berupa Medium-Chain Triglycerides (MCT), yang lebih mudah dicerna tubuh.
Kendati demikian, Vieta mengingatkan bahwa kandungan lemak jenuh santan cukup tinggi. Karena itu, ia tidak menyarankan untuk dikonsumsi berlebihan. “Meskipun secara umum aman, santan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang untuk menjaga kesehatan,” kata dia menjelaskan lebih lanjut.
Vieta juga memberikan catatan khusus bagi penderita dislipidemia, gangguan jantung, atau masalah empedu untuk berhati-hati mengonsumsi kopi berbahan campuran santan.
Penggunaan santan dalam kopi bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang menghindari produk susu, mengingat karakteristiknya yang lebih ramah bagi saluran pencernaan.
Singkong Rebus Dikonsumsi Bersama Kopi
Kombinasi konsumsi singkong rebus dengan kopi sebagai camilan sering ditemui dalam kebiasaan masyarakat Indonesia. Namun, apakah keduanya aman dikonsumsi secara bersamaan?
Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Reisi Nurdiani, memberikan penjelasan ilmiah terkait topik ini. Menurutnya, secara umum, konsumsi singkong rebus dengan kopi tergolong aman bagi sebagian besar orang sehat selama dikonsumsi dalam jumlah wajar.
“Singkong rebus adalah sumber karbohidrat kompleks yang memberi energi bertahap serta mengandung serat dan beberapa mineral. Sementara, kopi memiliki kandungan kafein yang memiliki efek stimulan ringan dan bisa membantu meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya, dikutip dari laman yang sama.
Namun, ia melanjutkan, kombinasi ini tetap menyisakan beberapa catatan penting, terutama terkait keamanan konsumsi, pencernaan, dan penyerapan zat gizi. Reisi mengatakan bahwa pemrosesan singkong yang tepat sangat krusial. Sebab, singkong mengandung linamarin (glikosida sianogenik), senyawa antigizi yang dapat berubah menjadi sianida.
“Jika dimasak dan diolah dengan benar, senyawa antigizi tersebut dapat hilang dan singkong menjadi aman untuk dikonsumsi,” tambahnya.
Dari sisi kandungan gizinya, 100 gram singkong rebus mengandung sekitar 153 kkal energi; 36,4 gram karbohidrat; 1,3 gram serat; serta sejumlah kecil vitamin C dan vitamin B. Di sisi lain, kopi tanpa tambahan gula dan susu hampir tidak mengandung kalori, tetapi mengandung kafein dan polifenol seperti asam klorogenat yang bersifat antioksidan.
Lebih lanjut, Reisi menjelaskan bahwa tidak terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan kombinasi singkong dan kopi dapat menyebabkan reaksi toksik. Namun, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu potensi gangguan penyerapan zat besi dan efek terhadap pencernaan.
“Kandungan polifenol dan kafein dalam kopi dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi,” jelasnya.
Selain itu, singkong yang tinggi pati dan serat, bila dikombinasikan dengan kopi yang bersifat merangsang saluran cerna, dapat menyebabkan rasa penuh atau kembung, terutama pada orang dengan sensitivitas lambung.
“Jadi, bagi orang sehat, kombinasi ini aman jika dikonsumsi sesekali dalam jumlah sedang.” Namun, Reisi mengatakan, hal tersebut tidak disarankan bagi individu yang sedang mengandalkan asupan zat besi non-heme atau yang memiliki gangguan lambung seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Terkait pengaruh kafein terhadap metabolisme, Reisi menjelaskan bahwa kafein dapat meningkatkan pelepasan hormon epinefrin (adrenalin), yang dapat menurunkan sensitivitas insulin sementara. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah naik sedikit lebih tinggi atau turun lebih lambat.
Meski begitu, efek ini dinilai relatif ringan bagi orang sehat yang tidak memiliki sensitivitas terhadap kafein. “Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya 1–2 cangkir kopi per hari tanpa gula berlebih, efeknya pada metabolisme cenderung tidak signifikan,” ucapnya.
Untuk diet yang lebih seimbang, konsumsi singkong rebus dan kopi sebaiknya juga disertai dengan sumber protein atau sayuran. “Hindari juga menambahkan gula berlebihan dalam kopi saat dikonsumsi bersama makanan tinggi karbohidrat seperti singkong,” ujarnya.
Waktu Terbaik Seruput Kopi
Sebagai saran praktis, Reisi merekomendasikan waktu terbaik untuk menikmati kopi. Ia mengatakan, “Akan lebih baik jika kopi diminum 30–60 menit setelah makan untuk meminimalkan gangguan penyerapan zat gizi.”
Selain itu, mengombinasikan singkong dengan sumber protein hewani atau nabati akan membantu memenuhi kebutuhan gizi harian secara lebih seimbang.
“Hindari minum kopi setelah pukul 14.00–15.00 bagi yang sensitif terhadap kafein. Untuk yang memiliki masalah lambung, minum kopi setelah makan juga lebih dianjurkan daripada saat perut kosong,” tuturnya.
Penulis: Diana
Kontributor

0 comments