Aktivitas Pasar Induk Cipinang Berangsur Pulih, Sempat Lumpuh Akibat Kasus Beras Oplosan | IVoox Indonesia

September 16, 2025

Aktivitas Pasar Induk Cipinang Berangsur Pulih, Sempat Lumpuh Akibat Kasus Beras Oplosan

Sejumlah pedagang dan pembeli kembali meramaikan suasana di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC)
Sejumlah pedagang dan pembeli kembali meramaikan suasana di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Senin (8/9/2025). (ANTARA/Aria Ananda).

IVOOX.id – Aktivitas perdagangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Senin, 8 September 2025, mulai kembali ramai setelah sempat lumpuh akibat kasus beras oplosan beberapa waktu lalu.

Sejumlah kios yang sebelumnya tutup, kini terpantau sudah kembali buka. Para pedagang terlihat sibuk melayani pembeli, sementara truk pengangkut beras keluar-masuk kawasan pasar tersebut sehingga suasana perlahan kembali normal.

“Waktu itu, (para pedagang) pada takut berdagang, makanya banyak yang tutup. Sekarang sudah mulai normal lagi, orang-orang sudah buka (kios),” kata salah satu pedagang beras, Joko (48), di PIBC, Jakarta, Senin (8/9/2025), dikutip dari Antara.

Meski demikian, belum seluruh kios beroperasi. Dari sekitar 1.300 kios, diperkirakan 30 persen masih tutup karena pedagang diduga memilih untuk tidak berjualan akibat harga gabah yang tinggi, sehingga mereka khawatir merugi, terutama untuk komoditas beras premium.

“Kalau dipaksa jual, bisa rugi sampai jutaan rupiah per ton. Jadi sebagian pedagang memilih menahan barang dulu,” ujar pedagang lainnya, Suyatno (52).

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium di tingkat konsumen per Senin, 8 September 2025, tercatat Rp 15.733 per kilogram, sedangkan beras medium Rp 13.759 per kilogram.

Harga premium tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) nasional dan zona 1 sebesar Rp 14.900 per kilogram, serta HET zona 2 sebesar Rp 15.400 per kilogram.

Kondisi itu dikhawatirkan membuat beberapa konsumen beralih ke beras medium yang lebih terjangkau, sementara pedagang harus menanggung risiko kerugian jika menjual stok beras premium di atas HET.

Aziz (38 tahun), pemilik rumah makan di sekitar PIBC, mengaku sudah dua pekan tidak mendapatkan merk beras langganannya sehingga terpaksa beralih ke merk lain dengan harga yang lebih tinggi, yaitu dari Rp 735.000 per karung menjadi Rp 740.000 per karung.

“Biasanya saya beli merek itu di sini, tapi stoknya kosong. Akhirnya terpaksa ganti ke merek lain yang harganya (lebih) mahal,” ungkap Aziz, dikutip dari Antara, Senin (8/9/2025).

Pedagang PIBC pun berharap kondisi pasar kembali stabil, baik dari sisi ketersediaan maupun harga beras dari hulu, sehingga pedagang di pasar induk terbesar di Indonesia itu tidak lagi dihantui rasa khawatir maupun kerugian.

Sementara itu, di sejumlah gerai ritel modern menunjukkan harga beras premium masih berada pada kisaran Rp 73.500 hingga Rp 74.500 per kemasan 5 kilogram. Di Alfamart, misalnya, beras Sania Premium dijual sekitar Rp 73.500 hingga Rp 74.500, sementara di Indomaret, beras Ramos dan Pulen Wangi Premium dibanderol Rp 74.500. 

0 comments

    Leave a Reply