ADB Ramalkan Ekonomi Indonesia Tahan Tekanan Global | IVoox Indonesia

July 10, 2025

ADB Ramalkan Ekonomi Indonesia Tahan Tekanan Global

adbbb

iVOOXid, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami penguatan dan mempunyai ketahanan terhadap ketidakpastian global pada 2017 dan 2018.

"Ekonomi Indonesia tetap kuat terlepas dari ketidakpastian global, dengan pertumbuhan yang diharapkan akan baik pada tahun ini," kata Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam pemaparan di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Wicklein menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dan 2018 ini didukung oleh kinerja pembangunan infrastruktur publik dan membaiknya iklim investasi swasta yang terus berlanjut.

"Dengan alokasi yang lebih tinggi untuk infrastruktur publik dan iklim investasi swasta yang makin baik, ekspansi ekonomi kemungkinan masih berlanjut hingga tahun depan," katanya.

Dalam publikasi ekonomi terbaru Asian Development Outlook (ADO) 2017, ADB memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1 persen pada 2017 dan 5,3 persen pada 2018.

Selain oleh investasi, momentum pertumbuhan yang terus berlanjut ini didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor yang mengalami perbaikan sejak semester I-2017.

Publikasi terbaru ini juga memproyeksikan bahwa belanja pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua 2017.

Sementara itu, investasi swasta meningkat secara perlahan selama periode ini, seiring mulai terlihatnya dampak positif dari reformasi kebijakan guna memperbaiki iklim usaha.

Selain itu, keputusan lembaga pemeringkat Standard & Poor's untuk menaikkan peringkat Indonesia ke level layak investasi (investment grade) ikut mempercepat arus modal masuk, termasuk investasi swasta.

Pertumbuhan kredit ikut diproyeksikan membaik secara bertahap, menyusul pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia dan berbagai kebijakan lain yang memberikan fleksibilitas bagi bank dalam mengelola likuiditas.

Kebijakan fiskal juga akan mendukung pertumbuhan melalui realokasi anggaran yang mampu memberikan pagu belanja lebih besar bagi infrastruktur publik, kesehatan dan pendidikan.

Meskipun pemerintah mengurangi subsidi energi yang menyebabkan terjadinya kenaikan tarif dasar listrik, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tetap kuat.

Keyakinan konsumen ini didukung oleh kestabilan kurs rupiah serta proyeksi laju inflasi yang lebih terkendali yaitu sebesar 4,0 persen pada 2017 dan 3,7 persen pada 2018.

Tren penurunan inflasi ini karena adanya upaya pemerintah untuk menjaga harga pangan melalui pengelolaan logistik dan pusat distribusi pangan di daerah-daerah secara lebih baik.

Namun, publikasi ini menyatakan prospek perdagangan Indonesia mengalami ketidakpastian karena tidak meratanya tingkat pemulihan dan pertumbuhan para mitra perdagangan Indonesia serta pelemahan harga komoditas.

Laporan ini mempertahankan perkiraan defisit transaksi berjalan sebesar 1,7 persen terhadap PDB pada 2017 dan meningkat menjadi 2,0 persen terhadap PDB pada 2018, seiring naiknya impor akibat meningkatnya proyek investasi berskala besar.

Selain itu, arus modal masuk diperkirakan akan lebih dari cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan, sehingga mampu mendukung penambahan cadangan devisa.

Wicklein menambahkan risiko terhadap proyeksi ini bergantung pada perkembangan upaya pemerintah dalam memobilisasi penerimaan pajak, fluktuasi harga komoditas global, dan ketidakpastian kebijakan di negara-negara maju.

"Berbagai risiko tersebut menunjukkan bahwa Indonesia perlu menjaga nilai tukar yang fleksibel, perdagangan dan arus modal terbuka, serta melanjutkan pelaksanaan reformasi struktural guna semakin memperkuat perekonomiannya," katanya. (ant)

0 comments

    Leave a Reply