Ada Maunya, ADB Puja-puji Ekonomi RI | IVoox Indonesia

May 3, 2025

Ada Maunya, ADB Puja-puji Ekonomi RI

adbbb

IVOOX.id, Jakarta - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menilai fundamental ekonomi RI cukup kuat untuk menopang pertumbuhan 2018 dan 2019. Jangan risau ekonomi global.

"Meski lingkungan global cukup berat, perekonomian Indonesia diproyeksikan masih tumbuh dengan baik tahun ini dan tahun depan," kata Kepala Perwakilan ADB di Indonesia, Winfried Wicklein, dalam jumpa pers publikasi Asian Development Outlook di Jakarta, Rabu (26/9/2018).

Wicklein menambahkan, pertumbuhan ekonomi ini didukung stabilnya inflasi, karena posisi fiskal yang terkelola dengan baik dan sejumlah kebijakan yang diambil efektif dalam menjaga stabilitas.

Menurut dia, Indonesia telah memiliki kebijakan fiskal yang berhati-hati dengan defisit anggaran terjaga rendah. Serta rasio utang pemerintah terkendali di kisaran 30% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Indonesia perlu melanjutkan upaya langkah-langkah untuk mendorong prospek jangka menengah dan panjang bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menguntungkan semua penduduk," kata Wicklein.

Kondisi tersebut, tambah dia, memerlukan investasi besar dan percepatan infrastruktur utama, perbaikan pendidikan dan keterampilan serta reformasi berkelanjutan dalam bidang ekonomi.

Laporan ini juga mengingatkan pentingnya kebijakan efektif untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan stabilitas untuk mengatasi ketidakpastian global akibat ketegangan perdagangan internasional dan pengetatan moneter di AS.

Dalam publikasi tersebut, ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,2%. Sedangkan untuk tahun depan diproyeksikan bisa 5,3%.

Pengeluaran dari sisi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh stabil, karena adanya kenaikan pendapatan yang didukung oleh pertumbuhan lapangan kerja dan pengeluaran dari pemilihan umum yang membantu terjadinya konsumsi.

Konsumsi rumah tangga terbantu stabilnya harga. Diperakan, rata-rata inflasi nasional sebesar 3,4% pada 2018 dan 3,5% pada 2019.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini tetap kuat dan membantu kinerja perekonomian, meski kinerja ekspor dalam jangka pendek melambat dan kebijakan moneter digunakan untuk memitigasi tekanan eksternal dan menjaga stabilitas.

Selain itu, investasi dari sektor swasta meningkat seiring dengan perbaikan lingkungan usaha, diantaranya pembenahan sarana infrastruktur, peningkatan logistik maupun penyederhanaan peraturan melalui sistem layanan terintegrasi.

Belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur juga diyakini masih bertahan pada 2018 dan 2019, dengan beberapa proyek besar dijadwalkan segera selesai.

Dalam publikasi ini, ADB ikut memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2018 dan 2019 masing-masing tercatat di kisaran 2,6% terhadap PDB. Karena dukungan sektor investasi yang kuat dan laju pertumbuhan ekonomi.

0 comments

    Leave a Reply