90 Tukik Dilepasliarkan ke Laut Aceh | IVoox Indonesia

May 2, 2025

90 Tukik Dilepasliarkan ke Laut Aceh

melepasliarkan tukik jenis belimbing di Laut Lampuuk Aceh Besar
Pengelola Staycation Joel Bungalows Aceh Besar,Zulfitri (kiri) bersama seorang wisatawan asal Inggris melepasliarkan tukik jenis belimbing di Laut Lampuuk Aceh Besar, Aceh, Selasa (25/2/2025). (ANTARA/Nurul Hasanah)

IVOOX.id – Staycation Joel Bungalows ​​​​melepasliarkan sebanyak 90 ekor tukik jenis belimbing di Laut Lampuuk, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian biota laut.

“Tukik ini dilepasliarkan setelah 41 hari berada di penangkaran,” kata Pengelola Staycation Joel Bungalows Zulfitri di Aceh Besar, Selasa (23/2/2025), dikutip dari Antara.

Tukik atau anak penyu tersebut berasal dari telur penyu yang ia beli dari para nelayan atau pemburu setempat yang biasanya dijual untuk dikonsumsi dengan harga Rp 10 ribu per butir. Telur penyu itu kemudian ditetaskan.

“Ada 110 butir telur penyu yang saya beli, tetapi hanya sekitar 90 yang menetas,” katanya.

Ia menjelaskan alasan menyelamatkan anak penyu berjenis belimbing tersebut karena usahanya juga bergerak di bidang pariwisata laut. Oleh karena itu, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian biota laut.

“Saya punya usaha di kawasan laut, saya terpanggil untuk menyelamatkan ini. Apalagi saya juga bergerak di bidang pariwisata sehingga berkeinginan menyelamatkan biota laut,” katanya.

Menurut dia, tukik belimbing merupakan makhluk hidup yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, keberadaannya mulai terancam akibat perburuan.

“Kalau penyu ini tidak ada di laut, saya yakin ini akan membuat efek yang tidak bagus untuk kehidupan spesies yang ada di laut," ujarnya.

Kegiatan membeli telur penyu untuk ditetaskan kemudian dilepasliarkan tersebut sudah dilakukannya sejak tahun 2014. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat setempat agar juga turut menjaga kelestarian lingkungan.

“Kalau kita larang, jangan mengambil, mereka pasti tetap mengambil karena sudah pencahariannya di situ. Jadi, saya edukasi kepada mereka daripada jual ke pasar, lebih baik jual ke kami dengan harga yang sama,” katanya.

Sejak saat itu, dia mengalokasikan dana khusus untuk membeli telur penyu dari nelayan atau pemburu setempat.

“Siapa pun yang bawa telur penyu, saya tampung semua, kadang-kadang bisa seribu butir, kadang-kadang 500 butir, kadang-kadang 400 butir. Tergantung, pokoknya siapa pun yang bawa, saya tidak pernah menolak. Saya selalu menyediakan uang untuk beli telur penyu dan menetaskannya untuk menyelamatkan bumi ini,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply