40% Warga RI Tunda Beli Properti

IVOOX.id, Jakarta - Survei yang dilakukan Rumah.com menunjukkan bahwa mayoritas responden berpikir bahwa tingkat inflasi, suku bunga dan harga properti akan naik di tahun depan.
Kenaikan tersebut masing-masing dinyatakan oleh 70 persen responden survei sementara adanya kenaikan harga rumah dinyatakan oleh 80 persen responden.
Masyarakat memprediksi tentang kenaikan tingkat inflasi tersebut akan benar-benar terjadi mengingat Pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis Pertalite, Solar Subsidi dan Pertamax sejak 3 September 2022 lalu.
Menurut Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9 persen ke inflasi tahun ini, sehingga diperkirakan inflasi di akhir 2022 akan berada di kisaran 6,6 hingga 6,8 persen, meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya sebesar 4 hingga 4,8 persen.
"Selain itu hasil survei juga memperlihatkan bahwa jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, dua dari lima responden atau 40 persen menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 September 2022.
Menurut Marine, proporsi responden yang setara menunjukkan kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat suku bunga. Demikian juga halnya jika terjadi kenaikan tingkat inflasi, 38 persen responden menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dan 42 persen responden menyatakan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat inflasi.
Marine menyimpulkan indeks sentimen properti meningkat 2 poin dari semester sebelumnya didorong oleh kepuasan yang lebih tinggi, peringkat keterjangkauan yang lebih tinggi, suku bunga wajar yang lebih tinggi dan pandangan positif yang lebih tinggi pada harga properti namun demikian persepsi terhadap upaya Pemerintah untuk membuat perumahan terjangkau malah menurun.
"Mayoritas konsumen memperkirakan bunga, tingkat inflasi, dan harga properti meningkat di tahun depan. Di antara pembeli, 2 dari 5 cenderung menunda pembelian properti jika terjadi kenaikan suku bunga, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Proporsi yang sama kemungkinan tidak akan terpengaruh jika terjadi kenaikan suku bunga," ujarnya.

0 comments