2017, Pendapatan TMAS Ditargetkan Rp2,20 Triliun | IVoox Indonesia

May 15, 2025

2017, Pendapatan TMAS Ditargetkan Rp2,20 Triliun

IHSG BEI Pagi Ini Dibuka di Posisi 6.240

iVOOXid, Pendapatan PT Pelayaran Tempuran Mas Tbk (TMAS) ditargetkan mencapai Rp2,20 triliun pada 2017. Itu lebih tinggi 25% dibandingkan dengan realisasi pendapatan perseroan pada 2016 sebesar Rp1,76 triliun.

“Pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun ini akan ditopang oleh penerapan strategi jaringan usaha yang baru, yang disebut Service A3. Strategi tersebut mulai diberlakukan perseroan sejak April 2017 ini,” ujar Ganny Zhang, Direktur Keuangan TMAS, dalam acara paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/04/2017) siang.

Ganny mengemukakan, Service A3 tersebut adalah jaringan kerja perseroan yang diberlakukan pada berbagai pelabuhan di Jakarta-Medan-Jakarta- Surabaya-Makassar-Ambon. Sebelumnya, perseroan telah memiliki jaringan kerja Service S4 di berbagai pelabuhan, yakni Jakarta-Medan-Jakarta-Surabaya-Makassar-Bitung-Palu.

“Pada 2016, manajemen perseroan telah membuka jaringan usahanya di tujuh pelabuhan baru, yaitu di Timika, Merauke, Malahayati, Kumai, Sampit, Serui dan Tual, sehingga perseroan hingga akhir 2016 melayani jasa angkutan laut di 27 pelabuhan,” ungkap Ganny.

Ganny menuturkan, selama triwulan pertama 2017, perseroan juga sudah membuka jaringan usahanya di lima pelabuhan baru lainnya, sehingga per akhir Maret 2017, perseroan telah melayani jasa angkutan laut di 32 pelabuhan. Hingga akhir tahun ini, manajemen perseroan berharap dapat melayani jasa angkutan laut di 50 pelabuhan di seluruh Indonesia.

Ganny menegaskan, manajemen TMAS berencana membuka rute-rute baru di kawasan Indonesia bagian Timur, terutama di Papua, seperti di Nabire, Fakfak, Dobo dan Kaimana. Kendati demikian, manajemen TMAS juga berencana akan membuka rute-rute baru di Berau dan Nunukan di Kalimantan Utara, Gorontalo dan Luwuk di Sulawesi, Bali dan Lombok. Sedangkan di Indonesia bagian Barat, manajemen TMAS juga akan membuka rute-rute Bangka-Belitung, Padang dan Bengkulu.

Disamping itu, demikian Ganny, manajemen perseroan pada tahun ini mengalokasikan belanja barang modal (Capital Expenditure/Capex) bernilai US$10 juta. Dana capex tersebut akan digunakan untuk membiayai pembelian dua unit kapal angkutan transportasi laut berkapasitas 2.500 TEUS (Twenty-foot Equivalent Units) atau berkapasitas 2.500 kontener peti kemas berukuran penjang 20 kaki.

Sementara itu, Faty Khusumo, Direktur TMAS, mengungkapkan, perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya saat ini masih terhambat oleh pengaruh ritme kerja atau pola kerja di berbagai daerah. Banyak pegawai yang libur kerja pada Sabtu dan Minggu ataupun ada pegawai yang berhenti bekerja karena turun hujan dan sebagainya.

“Padahal kami selalu berpatokan pada window service, yaitu layanan yang dilakukan pelabuhan untuk menyiapkan tempat bersandarnya kapal-kapal angkut peti kemas dengan tepat waktu dan efisien. Layanan window service ini yang masih sulit diandalkan di setiap pelabuhan di Indonesia,” papar Faty.

Sementara itu, Ganny juga menyebutkan, laba bersih TMAS pada 2017 ditargetkan hanya Rp200 miliar. Jika dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp231,50 miliar, maka target laba bersih TMAS pada 2017 ini turun sekitar 13,61%. Penurunan laba TMAS pada 2017 tersebut dapat terjadi karena kedalaman laut di pinggir dermaga-dermaga yang disinggahi kapal-kapal angkut TMAS semakin lama semakin berkurang sehingga laut cenderung dangkal.

“Pendangkalan itu sudah terlihat di Makassar dimana kedalaman air laut di pinggir dermaga yang tadinya mencapai 12 meter, saat ini tinggal 10,3 meter, di Medan kedalamannya dari 11 meter terus berkurang hingga kini 9,1 meter dan Pontianak dimana kedalamannya terus turun dari semula 6 meter, sekarang tinggal 4,8 meter,” tukas Ganny.

Ganny menjelaskan, pendangkalan ini mengakibatkan kapal mengalami kesulitan untuk bersandar di dekat dermaga yang telah ditentukan, terutama untuk memuat peti kemas. Kapal berkapasitas 2.500 TEUS dapat memuat 2.500 peti kemas secara normal. Tetapi jika terjadi pendangkalan, maka total peti kemas yang dapat diangkut mungkin hanya sekitar 2.000 peti kemas saja. Itu mengakibatkan kegiatan bisnis menjadi tidak efisien dan akan terus menggerus laba yang diperoleh perseroan.

“Karena jika dipaksakan hingga mencapai 2.500 peti kemas yang dimuat maka kapal dikhawatirkan akan karam karena dasar kapal menyentuh dasar laut yang berdekatan dengan dermaga bongkar muat tersebut,” pungkasnya.[abr]

0 comments

    Leave a Reply