May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ekonomi Asia Timur dan Pacific Bertahan 3 Tahun

World Bank: Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur dan Pacific Bertahan Hingga 3 Tahun

iVooxid, Jakarta - World Bank atau Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang kawasan Asia Timur dan Pasifik tetap bertahan hingga tiga tahun mendatang. Walaupun beberap negara harus mengambil langkah pengurangan kerentanan fiskal dan finansial.

"Pengetatan keuangan global, pertumbuhan global yang terus melambat atau perlambatan di Tiongkok yang datang lebih awal akan menjadi cobaan bagi ketahanan Asia Timur," ucap Kepala Ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty di Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Laporan Perkembangan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik yang baru disusun Bank Dunia memperkirakan Tiongkok akan terus melakukan transisi ke pertumbuhan yan lebih lamban namun tetap berkelanjutan dari 6,7 persen pada 2015 menjadi 6,5 persen pada 2017 dan 6,3 persen pada 2018.

Untuk negara lain di kawasan tersebut, pertumbuhan diproyeksikan akan stabil di angka 4,8 persen tahun ini, kemudian tumbuh menjadi 5 persen pada 2017, dan 5,1 persen pada 2018. Secara keseluruhan, ekonomi negara berkembang di kawasan Asia Timur diperkirakan tumbuh sebesar 5,8 persen pada 2016 dan 5,7 persen pada 2017-2018.

Di Tiongkok, pertumbuhan akan melemah seiring dengan perekonomiannya yang terus menuju ke sektor konsumsi, pelayanan dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi, serta kelebihan kapasitas industri yang dikurangi. Namun, pasar tenaga kerja yang lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga.

Di antara negara-negara berkembang, prospek sangat kuat ada di Filipina dengan pertumbuhan diharapkan melaju ke angka 6,4 persen pada 2016, sedangkan Vietnam yang pertumbuhan tahun ini terhambat karena bencana kekeringan, namun akan kembali membaik ke posisi 6,3 persen di tahun depan (2017).

Sementara itu, pertumbuhan Indonesia akan menjadi 5,5 persen di 2018, dari posisi stabil 4,8 persen di akhir 2015. Meski begitu, tingkat investasi publik di Indonesia harus meningkat.[ava]

0 comments

    Leave a Reply