March 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Warga Jateng Diimbau Tidak Ikut Aksi 22 Mei

IVOOX.id, Semarang -Masyarakat Jawa Tengah diimbau  untuk tidak  ikut aksi  22 Mei 2019 di Jakarta,  terkait dengan hasil pelaksanaan pemilu tahun ini.

"Momentum tersebut lebih baik digunakan untuk mengaji dan silaturahmi karena bertepatan dengan malam Nuzulul Quran atau turunnya Alquran," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,  di Semarang, Jumat (17/6).

Gubernur Ganjar rencananya mengikuti pengajian dan silaturahmi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Wisma Perdamaian Semarang pada 22 Mei 2019.

"Kita 'ngaji' saja yuk, saya ingin membuat pengajian besar dan kita ingin libatkan pascapengajian itu kumpul bersama FKUB agar semua bisa berkumpul dengan riang gembira," ujarnya, dikutip Antara.

Orang nomor satu di Jateng itu menjelaskan bahwa Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo telah mengeluarkan instruksi agar semua kepala daerah mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang bisa menyulut konflik sosial, bahkan TNI-Polri juga memberi arahan agar masyarakat di daerah tidak terpancing provokasi dengan berangkat ke Jakarta.

"Kemarin kita dikumpulkan Pak Mendagri dan menerima arahan dari TNI-Polri. Untuk mengurangi konflik-konflik sosial, disarankan dari daerah tidak perlu ke Jakarta karena proses sedang berjalan," katanya.

Terkait dengan hasil Pemilu 2019, khususnya pemilihan presiden, Ganjar menilai bahwa semua telah dilakukan sesuai prosedur, mulai dari C1 sampai rekapitulasi hasil penghitungan suara.

Menurut Ganjar, saat C1 ditandatangani tidak ada saksi yang menolak, justru malah ada yang tidak punya saksi.

Ketika kemudian sudah berjalan dan melahirkan gejolak di tengahnya, kata Ganjar, maka harus diikuti dinamikanya, namun jalur konstitusional mesti tetap dijaga.

"Dari proses yang sudah ada, kita ini ibarat lari maraton yang mau masuk finish, jangan keluar dari jalan, dari track yang sudah ada. Kita juga melihat, apa-apa yang tidak disepakati karena mungkin ada yang dianggap tidak sesuai, maka ada koridornya. Saksi sudah bekerja mulai C1 ditandatangani, penghitungan mulai dari TPS sudah bertingkat sekarang sudah masuk ke Jakarta semua, tentu ada penjenjangan," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply