April 24, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Wall Street Bukukan Penurunan Tajam Hari Kedua Beruntun

IVOOX.id, New York - Bursa Wall Street memperpanjang penurunan mendalam dalam perdagangan Kamis atau Jumat (12/10) dinihari WIB, sehari setelah tiga indeks utama jatuh lebih dari tiga persen akibat kekhawatiran meningkatnya suku bunga dan penjualan saham-saham teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 545,91 poin atau 2,13 persen, menjadi ditutup di 25.052,83 poin. Indeks S&P 500 berkurang 57,31 poin atau 2,06 persen, menjadi berakhir di 2.728,37 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 92,99 poin atau 1,25 persen, menjadi 7.329,06 poin.

Indeks harga konsumen (IHK) naik 0,1 persen pada September, jauh di bawah kenaikan yang diharapkan sebesar 0,2 persen, menurut Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (11/10).

Indeks untuk semua item kecuali makanan dan energi, atau IHK-inti, naik 0,1 persen pada September, kenaikan yang sama seperti pada Agustus.

Laporan yang lebih lemah dari perkiraan adalah bagian dari alasan mengapa imbal hasil obligasi AS turun tipis, sebut Xinhua. Patokan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenot 10-tahun diperdagangkan di 3,18 persen pada awal perdagangan, turun dari tertinggi tujuh tahun di 3,26 persen pada Selasa (9/10).

Para investor telah bergulat dengan kenaikan suku bunga selama sekitar satu minggu terakhir, di tengah data ekonomi yang kuat dan tanda-tanda inflasi.

Tingkat pengangguran menurun menjadi 3,7 persen pada September, terendah dalam 49 tahun, menurut Departemen Tenaga Kerja pada Jumat lalu (5/10).

Rata-rata penghasilan per jam untuk semua karyawan pada payroll (gaji) non-pertanian swasta naik delapan sen AS menjadi 27,24 dolar AS. Selama setahun, rata-rata penghasilan per jam telah meningkat 73 sen AS atau 2,8 persen.

Laporan ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja mendekati pekerjaan penuh dan upah telah meningkat.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa bank sentral AS memiliki jalan panjang untuk pergi sebelum suku bunga mencapai netral, menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut bisa terjadi dalam waktu dekat.

Kenaikan imbal hasil telah memicu kekhawatiran bahwa meningkatnya biaya pinjaman dapat memperlambat ekonomi dan mempengaruhi kebijakan moneter masa depan.

Sementara itu, para investor berharap musim pelaporan laba perusahaan-perusahaan mendatang dapat mengangkat pasar.(Antara)

0 comments

    Leave a Reply