September 29, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Walhi Kritik Pembahasan Soal Ketahanan Pangan Hanya Tentang Food Estate

IVOOX.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengkritisi kurangnya pemikiran mendalam dari ketiga kandidat calon wakil presiden (cawapres) terkait isu ketahanan pangan dalam debat yang berlangsung pada Minggu, 21 Januari 2024. Menurut Walhi para cawapres membahas ketahan pangan hanya tentang food estate saja.

Walhi menilai bahwa para cwapres belum mempertimbangkan konsep kedaulatan pangan yang merupakan aspek krusial dalam mencapai ketahanan pangan nasional.

Manajer Kampanye Hutan dan Kebun WALHI, Uli Arta Siagian, menyampaikan keprihatinanya. Ia menyatakan bahwa pembahasan terkait ketahanan pangan tidak hanya sebatas pada produksi dan penyediaan pangan, tetapi juga mencakup konsep keseluruhan mengenai kedaulatan pangan.

"Mode ketahanan pangan inilah yang mendorong terbangunnya pembangunan pangan berskala besar seperti food estate. Karena (pemerintah) enggak peduli siapa yang menyediakan pangan itu dan enggak peduli, tuh, bagaimana keselamatan ekosistem yang sebenarnya," ujar Uli Arta Siagian Selasa (23/1/2024).

Uli Arta Siagian menegaskan bahwa calon wakil presiden harus memahami dan mempertimbangkan setidaknya 10 prinsip terkait isu kedaulatan pangan. Dua prinsip utama yang dia soroti adalah terkait pelaku food estate dan alat produksi yang digunakan.

"Prinsip pertama adalah pelaku. Pelaku utama dalam penyediaan pangan ini bukan hanya korporasi; faktanya, makanan yang ada di meja makan kami sebagian besar diproduksi oleh tangan-tangan petani," tegas Uli Arta Siagian.

Prinsip kedua menyoroti alat produksi, termasuk tanah. Uli menegaskan bahwa pembicaraan tentang kedaulatan pangan tidak dapat dijalankan jika pemerintah terus mengalihkan lahan pertanian menjadi perkebunan sawit atau konsesi tambang.

WALHI merasa prihatin karena fokus yang terus-menerus pada food estate tanpa memperhatikan aspek-aspek kedaulatan pangan dapat mengancam ketahanan pangan sejati di Indonesia.

"Ini sebuah hal yang kontradiktif. Di satu sisi, kami membicarakan soal hilirisasi terus menerus, misalnya, tapi di sisi lain, kami membicarakan soal mimpi pangan. Ini tidak akan mungkin sejalan karena pembesaran dari hilirisasi diharapkan akan mendorong eksploitasi barang material tambang lainnya," ungkap Uli Arta Siagian.

Walhi menyerukan agar calon wakil presiden lebih memahami dan merumuskan konsep ketahanan pangan yang holistik dan berkelanjutan, termasuk pertimbangan kedaulatan pangan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan petani.

0 comments

    Leave a Reply