October 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Upaya Gunungkidul Majukan Sektor Pariwisata dan Perekonomian Rakyat Pasca Pademi

IVOOX.id, Gunungkidul - kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal memiliki kekayaan dan keindahan alam yang memesona. Tempat ini dapat ditempuh selama 45 menit dari pusat Kota Yogyakarta. Akses masuk ke Gunungkidul pun sekarang dipermudah dengan jalur lintas selatan yang menjadi andalannya.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sedang fokus untuk membangun infrastruktur, tata ruang, kesehatan, investasi, perekonomian, hingga pariwisata. Menurut Bupati Gunungkidul Mayor Chb (Purn) Sunaryanta, walaupun perekonomian terdampak pandemi, masyarakat di kabupaten ini tetap bertahan dan perlahan mulai bangkit kembali.

“Meskipun di Gunungkidul ini ikonnya adalah pariwisata, masyarakat Gunungkidul juga bertani dan beternak. Ada segitiga kehidupan di Gunung Kidul, yakni ternak, pertanian, dan laut,” ungkap Sunaryanta dalam program Untuk Indonesia Metro TV.

Salah satu destinasi pariwisata unggulan di Gunungkidul ialah Pantai Ngrawe atau dikenal juga dengan Pantai Mesra. Gunungkidul sendiri memiliki garis pantai sepanjang 72 km. “Ini (Pantai Ngrawe) salah satu saja. Dan pantai-pantai kita bervariasi, ada yang sudah seperti ini (objek wisata), ada yang masih tradisional,” tutur Sunar­yanta.

“Ke depan kita tawarkan untuk lebih baik lagi. Tentu investasi nanti harus bisa pro dengan para Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Orientasi saya harus memanfaatkan masyarakat desa, dan Pokdarwis harus terlibat langsung di dalam pengelolaan,” imbuhnya.

Bupati mengatakan Pemkab Gunungkidul memiliki tiga program unggulan, antara lain menyoal investasi, pariwisata mendunia, dan ekonomi ke­rakyatan. Dia mencontohkan mengenai ekonomi kerakyat­an yang mana di dalamnya ada pertanian, peternakan, hingga beragam budidaya.

“Potensi yang ada di Gunungkidul cukup besar. UMKM-nya juga cukup besar. Ini yang akan kita kembangkan terus. Mudah-mudahan setelah pandemi ini selesai, kita bisa mengembangkan produk-produk yang dimiliki masyarakat,” ujar Sunaryanta.

Menurutnya, Pemkab Gunungkidul juga akan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk membuat klaster dari sisi pertanian dan peternakan. Di samping itu, kata bupati, hasil perekonomian UMKM di Gunungkidul sudah kelihatan.

“Ekonomi kita bisa bergerak juga salah satunya dari UMKM. Dan nanti saya akan membuat showroom besar di Krakal, sehingga masyarakat bisa menitipkan barang dagangannya di sana,” ungkapnya.

Pariwisata di Gunungkidul terbilang lengkap. Apalagi menyangkut wisata alam. Sunar­yanta mencontohkan bahwa Gunungkidul memiliki potensi wisata gua yang akan dikembangkan. “Gua ini belum kita publish, hanya sebagian saja, seperti Gua Pindul yang sudah dikenal. Yang lain-lain belum, padahal (ada) ratusan gua di Gunung Kidul. Pantainya juga sama, ratusan,” paparnya.

Gunungkidul sendiri memiliki gua dengan sungai bawah tanah yang menjadi sumber mata air, yakni Gua Seropan. Sumber mata air ini dimanfaatkan untuk pemenuhan air baku. “Sekarang baru dimanfaatkan sekitar 180 liter per detik padahal debitnya mencapai 950 liter per detik. Ke depan kita akan naikkan kira-kira 200 liter per detik lagi,” katanya.

Dengan dinaikkan 200 liter per detik, kata Sunaryanta, masalah kekeringan yang acap kali menimpa Gunungkidul diharapkan bisa teratasi. Sebagai informasi, sumber air di Gua Seropan ini mampu memenuhi kebutuhan air di tiga kecamatan, yakni Tepus, Rongkop, dan Semin.

Di sisi lain, bupati berharap kunjungan wisata di Gunungkidul tidak hanya dinikmati masyarakat lokal maupun nasional, tetapi juga internasional. Memang dalam masa pandemi ini, pariwisata Gunungkidul sedang sepi. Tetapi sebelum pandemi, kata Sunaryanta, wisatawan banyak sekali berkunjung ke daerah ini.

Karena itu, lanjutnya, perlu kerja sama antara pemerintah dengan agen-agen wisata baik nasional maupun internasional. Bupati mengatakan bahwa hal tersebut sudah direncanakan ke depannya. Apalagi saat ini, katanya, tren kasus covid-19 mulai mengalami penurunan cukup drastis setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan kasus.

Selain itu, Pemkab Gunungkidul berupaya menyelaraskan UMKM dengan pariwisata. Sunaryanta menyebut hal itu merupakan konsep kolaborasi. “Contoh, ini tempat kunjungan wisata, kemudian di sisi lain UMKM produknya ada di masyarakat. Nah, saya kepinginnya antara tempat destinasi dan potensi UMKM ini bersatu. Saya yakin kemajuan pergerakan ekonomi akan segera terwujud,” cetusnya.

Di sisi lain, investasi juga merupakan salah satu program utama di Gunung Kidul. Pertama-tama, kata bupati, pihaknya mendorong reviu tata ruang. Pemkab ingin menunjukkan bahwa wilayah ini akan terdiri dari sejumlah klaster seperti peternakan, pertanian, perumahan, dan pariwisata.

Hasilnya, Gunungkidul akan benar-benar tertata dan diharapkan mengundang banyak investor. “Saya yakin dengan investasi yang besar untuk mendukung pariwisata di Gunungkidul akan mempercepat pergerakan dan perkembangannya,” tukasnya.

0 comments

    Leave a Reply