May 19, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Turki Siap Bantu RI Kembangkan Industri Pertahanan

IVOOX.id, Jakarta - Turki berkomitmen menjalin kerja sama dan siap membantu Indonesia dalam pengembangan industri pertahanan dan kedirgantaraan.

Vice President Corporate Marketing and Communication Turkish Aerospace Industries (TAI), Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency di Jakarta, pekan lalu, keseriusan tersebut disampaikan dalam proposal tender Pesawat Terbang Tanpa Awak yang diselenggarakan pemerintah Indonesia pada 24 Agustus 2018.

TAI, sebut Ozmen, memiliki keunggulan dalam memproduksi pesawat tanpa awak bernama Anka (phoenix), Helikopter Atak (serangan), pesawat jet Hurkus, pesawat militer nasional, dan sistem satelit ruang angkasa.

Ozmen mengatakan, TAI menawarkan pesawat terbang tanpa awak bernama Anka yang bisa dipakai untuk keperluan intelijen, pengawasan, dan pengintaian (intelligence, surveillance, and reconnaissance/ISR). Pesawat ini sudah digunakan oleh militer Turki, baik untuk matra darat, laut, dan udara. "Pesawat ini telah terbukti kehandalannya dan telah terbang di Turki ataupun di luar Turki," tegas Ozmen.

Ozmen mengatakan, TAI memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun pada pengembangan teknologi pesawat terbang tanpa awak. Di sektor industri pertahanan, TAI bukanlah pemain baru. Industri ini usdah malang melintang selama lebih dari 30 tahun.

Dia menegaskan dalam tender yang diajukan, TAI tidak hanya menawarkan pesawat Anka kepada pemerintah Indonesia. "Kita siap memberikan transfer teknologi, pengembangan sumber daya manusia, serta ketersediaan suku cadang, dan perawatan pesawat tanpa awak," lanjut Ozmen.

Dalam tender tersebut, perusahaan Turki ini harus bersaing dengan perusahaan asal Israel bernama Aeronautics yang menawarkan pesawat tanpa awak bernama Dominator.

Ada pula perusahaan Safran asal Perancis yang menawarkan pesawat tanpa awak bernama Patroller, serta perusahaan asal China CASC dengan pesawat tanpa awak CH-4.

Masih kata Ozmen, nilai tender yang ditawarkan TAI jauh lebih rendah ketimbang ketiga kompetitor tersebut. "Dan yang terpenting, kita tidak akan membawa tenaga kerja kami karena kita ingin mengembangkan sumber daya manusia Indonesia serta transfer teknologi," Ozmen menekankan.

Dia juga mengaku optimis dapat masuk ke dalam dua perusahaan terpilih dari empat yang ada untuk kemudian dapat mempresentasikan dan mendiskusikan kepada pengambil keputusan di Indonesia.

"Pada tahap itu, kita akan menjelaskan apa yang bisa kita berikan dan sediakan untuk pengembangan industri pertahanan dan dirgantara Indonesia," lanjut dia.

TAI menurut dia, terus mencari peluang kerja sama yang bisa dilakukan dengan Indonesia sebagai negara yang sangat berkembang di kawasan dan juga regional, selain juga karena memiliki kedekatan historis dan sama-sama negara dengan penduduk Muslim terbesar. "Indonesia selalu menjadi opsi nomor satu bagi kami untuk bekerja sama," imbuh Ozmen.

0 comments

    Leave a Reply