May 10, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Tudingan Messi ke CONMEBOL Kini Jadi “Bola Liar”

 

IVOOX.id, Rio De Janeiro - Bukan soal kartu merah yang diterima megabintang Lionel Messi. Ini menyangkut apa yang diomongkan dan dilakukan Messi setelah Argentina menang melawan Chile untuk memastikan tempat ketiga Copa America.

"Kami tak boleh menjadi bagian korupsi ini (dan) kekuranghormatan mereka kepada kami sepanjang turnamen ini," kata Messi ketika menolak menghadiri seremoni penyerahan medali setelah pertandingan itu. "Menyedihkan, korupsi, wasit, semuanya telah membuat orang-orang tak bisa menikmati sepak bola."

"Saya kira piala ini (Copa America 2019) sudah ditetapkan untuk Brasil," sambung dia. "Saya harap VAR dan wasit tak ada kaitannya dengan final sehingga Peru bisa menang karena mereka punya tim untuk melakukannya, walaupun saya kira itu sulit."

Itu semua kata-kata berat yang menyembur bagaikan batu-batu besar menghajar CONMEBOL, sebuah tuduhan tak main-main yang lebih dari sekadar ungkapan frustrasi Messi menyangkut kartu merahnya setelah bertengkar dengan Gary Medel yang memang terlihat ganas. Ini juga bukan soal apa yang Messi umpatkan setelah diusir ke luar lapangan. Lewat sekitar satu setengah jam kemudian dia menuduh penyelenggara "telah mengatur" hasil turnamen dan mengecam mereka dengan kata berawalan "k", korupsi.

Messi sepertinya bakal dikenai sanksi larangan satu kali bermain karena mendapatkan kartu merah, yang artinya dia abasen pada pertandingan mendatang Argentina dalam Copa America 2020 (dengan asumsi dia masih mau turun membela negaranya), dan bisa dikenai sanksi yang jauh lebih berat akibat komentarnya itu.

Kalaupun ada sisi baik untuk semua ini, maka itu adalah pernyataan Messi menegaskan bahwa kepedulian dia kepada Argentina tidak sebesar kepedulian dia kepada Barcelona.

Tentu saja, dia tak cuma menunjuk apa yang terjadi Sabtu itu di Sao Paulo. Seperti banyak orang lainnya, dia marah melihat fakta VAR tak digunakan dalam dua insiden berpotensi penalti (satu ketika Arthur menyikut Nicolas Otamendi dan satunya lagi ketika Dani Alves menjatuhkan Sergio Aguero) pada semifinal melawan Brasil di mana Argentina kalah 0-2.

Asosiasi sepak bola Argentina menulis dua surat keluhan kepada CONMEBOL, yang salah satunya meminta rekaman suara percakapan antara wasit asal Ekuador Roddy Zambrano, dengan ketua ofisial VAR Leodan Gonzalez dari Uruguay, dibagikan ke Argentina.

Di bagian ini, CONMEBOL tak mau menolong dirinya sendiri, karena mereka tidak segera merilis audio atau bahkan membriefing media mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi. Ada tiga kemungkinan penjelasan untuk itu, yang kesemuanya malah menguatkan teori konspirasi.

Salah satunya adalah VAR sudah mengingatkan Zambrano mengenai kedua insiden berpotensi penalti itu dan meminta sang wasit untuk me-review di lapangan, tetapi Zambrano menolaknya dengan memerintahkan pertandingan jalan terus.

Yang kedua VAR telah memberi tahu Zambrano bahwa insting wasit ini sudah benar; bahwa memang tidak ada pelanggaran, dan pertandingan harus diteruskan. Yang ketiga, komunikasi VAR mungkin tidak berfungsi sama sekali.

Untuk skenario pertama, Zambrano jelas yang harus dipersalahkan. Pada skenario kedua, yang salah adalah VAR. Pada skenario ketiga, CONMEBOL seharusnya dengan mudah dapat menjelaskan masalah ini. Dengan tak melakukan apa-apa, CONMEBOL justru telah menyiram api dengan minyak, sehingga membuat teori konspirasi semakin liar.

Apa yang bisa disimpulkan dari sini? CONMEBOL menghadapi salah seorang pemain terbaik sepanjang masa dan tak diragukan lagi pemain terbaik pada Copa America ini, yang menuding mereka korupsi. (luthfi ardi)

0 comments

    Leave a Reply